Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi menyempatkan waktunya untuk berziarah ke makam istrinya (alm) Nurina Mulkiwaty di tengah padatnya jadwal kampanye.
Luthfi turut mengajak putra bungsunya Mohammad Alif Daffa yang berkebutuhan khusus. Luthfi mengajak putranya karena mengaku kangen dengan sosok ibunya yang meninggal dunia pada November 2019 silam.
"Kemarin Abang (Mohammad Alif Daffa) mengatakan kangen dengan Mamanya. Kalau kangen, langsung ke makam ingin melihat pusaranya dan mendoakan. Apapun dan bagaimanapun aktivitas saya, harus saya prioritaskan untuk Abang dan mamanya," kata Luthfi di Makam Pracimaloyo, Sukoharjo, Rabu (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luthfi terpantau mendorong kursi roda anaknya saat baru turun dari kendaraannya. Kemudian ia menggendong putranya saat ingin masuk ke makam. "Abang, doakan Mama yuk," kata Luthfi
Selanjutnya Luthfi bersama putra dan beberapa anggota keluarga pun memanjatkan doa kepada (alm) Nurina Mulkiwaty. Mereka berdoa agar amal ibadah almarhum diterima. Demikian juga dengan putranya yang terlihat ikut berdoa.
Mantan Kapolda Jateng itu mengungkapkan, menjaga dan merawat keluarga adalah hal ditekankan oleh istrinya. "Saat masih sakit, istri selalu berpesan jaga Abang. Jaga Abang," kata Luthfi menirukan pesan mendiang istrinya.
Pesan itulah yang selalu ia pegang teguh. Bapak dengan tiga anak ini menganggap keluarga adalah amanah yang harus ia jaga dan pimpin. Ia berharap terus menjadi bapak yang baik, bertanggung jawab serta amanah. Ia ingin selalu dekat dengan anak-anaknya.
Menurutnya, seorang pemimpin yang baik harus mampu terlebih dahulu memimpin keluarganya dengan baik pula. Lantaran itu akan menjadi tolok ukur sebelum memimpin sekup yang lebih besar.
Dalam kesempatan ini, Luthfi kembali mengingatkan para pendukungnya untuk santun dalam berpolitik, termasuk di media sosial. Salah satunya tak membuat konten di medsos yang menjatuhkan serta menghujat paslon lain.
Menurut Luthfi, konten yang menghasut dan menghujat orang lain hanya akan membuat perpecahan sesama anak bangsa. Apalagi, semua agama melarang umatnya untuk melakukan ujaran kebencian. Terlebih lagi hanya sebatas untuk tujuan kemenangan di kontestasi politik.
"Tidak usah hujat paslon lain. Tidak usah bikin medsos menjatuhkan orang lain. Agama sudah melarang itu semua," jelasnya
Menurutnya, black campaign itu justru memperlihatkan model kampanye yang tidak berkonsep. Lantaran tak ada hal positif yang "dijual" maka terpaksa menjatuhkan orang lain.
Masyarakat, kata Luthfi, harus diberikan pendidikan berdemokrasi yang baik melalui medsos. Masyarakat juga diajak lebih dewasa. Apalagi kontestasi ini hanya beberapa bulan saja, setelah itu harus rekonsiliasi dan berjuang membangun Jawa Tengah bersama-sama.
"Didik masyarakat untuk membangun bukan menghujat. Harus lebih dewasa. Ingat, jarimu adalah harimaumu," ujarnya.
(inh)