Polisi Tembak Siswa SMK, DPR Sorot Potensi Penyalahgunaan Senpi

CNN Indonesia
Selasa, 26 Nov 2024 18:25 WIB
DPR mencium adanya kejanggalan dalam kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang oleh anggota Polres Semarang Bripka R hingga tewas.
Ilustrasi. Polisi tembak siswa di Semarang. (Istock/sandsun)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi III Fraksi PKS Nasir Djamil mencium adanya kejanggalan dalam kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang berinisial GRO (16) oleh anggota Polres Semarang Bripka R hingga tewas.

Nasir mempertanyakan alasan Bripka R membawa senjata api saat pulang ke rumah padahal sudah tidak dalam kondisi dinas.

"Sebenarnya senjata itu tidak boleh dibawa. Tidak boleh dibawa pulang ke rumah gitu ya, disimpan di tempat penyimpanan," kata Nasir saat dihubungi, Selasa (26/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Nasir, hanya dalam kondisi tertentu seorang anggota kepolisian dapat membawa senjata api ketika sedang tidak berdinas.

Ia menyebut salah satu kondisi tersebut ketika seorang anggota kepolisian tetap harus bersiaga meski tak sedang dalam kondisi dinas.

"Ya, itu memang harus (membawa senpi) seperti mengejar kelompok kriminal bersenjata misalnya, jadi atau membongkar sindikat," tutur dia.

"Itu kan sebenarnya selesai tugasnya tidak harus dikembalikan lagi, disimpan lagi di tempat penyimpanan," sambungnya.

Oleh karena itu, Nasir menduga kasus penembakan terhadap siswa SMKN 4 Semarang ini terjadi lantaran adanya ketidakdisipilin aturan penggunaan senpi.

"Sehingga tidak tertib penggunaannya, dan itu berpotensi penyalahgunaan senjata api oleh aparat kepolisian atau polisi," ujar dia.

Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengungkap kejadian penembakan itu terjadi saat Bripka R sedang melintas di wilayah Semarang Barat dan melihat tawuran antar geng Tanggul Pojok dan kelompok Seroja. Ia pun hendak membubarkan tawuran tersebut.

"Informasinya kan jam 01.00. Habis kerja, melakukan penyelidikan di kantor. Lakukan perjalanan pulang melintas di kantor Perumahan Paramount itu. Polisi mau melerai," kata Irwan berdasar keterangan tertulis yang diterima, Selasa (26/11).

Namun, Irwan mengklaim Bripka R yang juga anggota Satres Narkoba justru diserang oleh beberapa pelaku tawuran yang membawa senjata tajam. Hal itu yang membuat anggotanya melepaskan tembakan.

"Bripka R ini pulang kerja lewat daerah Kalipancur melihat ada tawuran gangster. Naluri anggota, tawuran gangster kasus atensi pimpinan, maka Bripka R coba melerai. Tapi yang terjadi malah ada satu motor berboncengan tiga anggota gangster mau nabrak Bripka R dengan bawa senjata tajam, merasa terancam Bripka R coba melumpuhkan tapi kena pinggul salah satu anggota gangster yakni GRO yang kemudian meninggal," jelas Irwan.

Pihak SMKN 4 Semarang menegaskan bahwa korban GRO atau Gamma Rizkynata Oktafandy merupakan siswa terpilih dan tidak pernah ada catatan terlibat tawuran.

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, mengatakan Gamma dan dua siswa lainnya yang terluka merupakan anggota Paskibra.

Namun ia sendiri tidak bisa mengawasi sepenuhnya karena kejadian ada di luar sekolah.

"Kebetulan mereka anak terpilih, karena kebetulan mengikuti ekstra paskibra, itu pilihan. Tiga anak itu enggak pernah (tercatat terlibat) tawuran," kata Agus, seperti dikutip dari detikJateng, Selasa.

(mab/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER