Banjir merendam tiga kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sejak semalam hingga Senin (16/12) siang. Dua orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satrio Nurseno mengatakan, banjir terjadi karena dengan intensitas tinggi di wilayah Kecamatan Sambit dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Durasi [hujan] empat jam mengakibatkan debit air sungai Kali Sono meningkat dan tanggul yang tidak kuat menahan debit air sungai akhirnya jebol Minggu (15/12) pukul 18.30 WIB menggenangi pemukiman, jalan desa dan persawahan," ujar Satrio saat dikonfirmasi, Senin (16/12).
Tak hanya satu l, Satrio mengatakan tanggul yang jebol diprediksi terjadi di sejumlah titik. Namun ia belum memastikan di mana saja lokasinya
"Titik tanggul yang jebol dimungkinkan terdapat beberapa lokasi," ujarnya.
Saat ini, kata dia, sejumlah warga yang terdampak banjir telah mengungsi di Pendopo Kabupaten Ponorogo.
"Pendopo Kabupaten Ponorogo dengan jumlah pengungsi kurang lebih 50 jiwa. TRC BPBD Kabupaten Ponorogo dan tim gabungan melakukan evakuasi warga yang terdampak," ungkapnya.
Sementara itu, dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian ini. Mereka yakni Imam Suhada (53) dan Achir Bagus Dwi Ardhianto (12), warga Desa/Kecamatan Jabung, Ponorogo.
"Menyelamatkan anak 15 tahun terus kemudian dia megang tiang listrik kesetrum," kata dia
Tiga kecamatan di Ponorogo yang terendam banjir yakni di Kecamatan Sambit, Dukuh Glagahan, Desa Maguwan. Ketinggian banjir 30 sampai 100 cm
Kemudian di Kecamatan Jetis, di Desa Jetis, ketinggian banjir 30 sampai 50 cm. Sementara di Kecamatan Ponorogo, di Kelurahan Pakunden, ketinggian banjir 30 sampai 50 cm.
(frd/fra)