Gibran Ungkap Dirinya Senasib dengan Ketua PP Pemuda Katolik

CNN Indonesia
Selasa, 17 Des 2024 20:46 WIB
Gibran mengungkit ia dan Ketua Umum PP Pemuda Katolik senasib lantaran sama-sama dikeluarkan dari partai PDIP.
Gibran mengungkit ia dan Ketua Umum PP Pemuda Katolik senasib lantaran sama-sama dikeluarkan dari partai PDIP. (Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengungkit jika dirinya dan Ketua Umum PP Pemuda Katolik Stefanus Gusma senasib lantaran sama-sama dikeluarkan dari partai PDIP.

Hal ini ia sampaikan dalam acara pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik di Kantor KWI, Jakarta, Selasa (17/12). Gusma merupakan Ketum Pemuda Katolik periode 2024-2029 yang telah memutuskan keluar dari PDIP.

"Selamat kepada ketua dan seluruh jajaran yang baru saja dilantik malam ini. Jadi sebenarnya Mas Gusma ini senasib dengan saya, baru saja dikeluarkan dari partai," kata Gibran yang disambut tawa hadirin yang hadir.

Meski begitu, Gibran mengingatkan perbedaan merupakan hal yang biasa dalam mewarnai demokrasi di Indonesia. Gibran mengaku senang jika Gusma berjanji akan merangkul dan mengajak semua pemuda di Indonesia.

"Apapun background-nya dan apapun afiliasi politiknya, dan namanya pemuda memang harus bisa merangkul semua," kata dia.

Gibran mengatakan  dirinya senang jika para pengurus Pemuda Katolik berkomitmen untuk mengawal dan bersinergi dengan visi, misi dan program dari Presiden Prabowo Subianto.

Bagi Gibran, persoalan kemiskinan dan stunting sangat diperhatikan oleh Prabowo ke depannya.

"Jadi tadi Mas Gusma sudah bicara masalah stunting terutama di area 3T dan juga permasalahan lain yang memang harus segera diselesaikan dan saya kira yang namanya masalah kemiskinan, stunting, apapun itu pasti bisa diakselerasi jika anak-anak mudanya terlibat," kata dia.

Sebelumnya Gibran dipecat oleh PDIP bersama 26 kader lain termasuk ayahnya sekaligus Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan Bobby Nasution.

Pemecatan Gibran dan Bobby termuat dalam SK PDIP Nomor 1640 dan 1651. Keduanya dianggap melakukan pelanggaran-pelanggaran berat karena menentang keputusan partai yang mengusung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

(rzr/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER