Paspampres Bantah Usir Jemaah saat Gibran Salat Jumat di Semarang

CNN Indonesia
Kamis, 19 Des 2024 08:17 WIB
Pasukan pengamanan presiden (Paspampres) membantah narasi pengusiran jemaah ketika Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hendak menunaikan salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Semarang pada Jumat (13/12) lalu. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasukan pengamanan presiden (Paspampres) membantah narasi pengusiran jemaah ketika Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hendak menunaikan salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Semarang pada Jumat (13/12) lalu.

Potongan video dengan narasi demikian belakangan viral di media sosial.

"Kalau yang di Semarang jadi begini, sebenarnya itu tidak penggeseran, apalagi pengusiran," kata Wakil Komandan Paspampres Samson Sitohang di Istana Wakil Presiden, Rabu (18/12).

Ia menyebut tak ada penggeseran ataupun pengusiran shaf jemaah sebagaimana yang ramai dinarasikan di medsos.

Samson mengatakan shaf depan itu sejak awal sudah diisi oleh anggota Paspampres.

"Ini memang anggota kita yang duduk di situ untuk tempat lah, untuk pejabat yang lain. Nah, itu sama sekali tidak ada penggeseran, apalagi pengusiran tidak ada sama sekali," ujarnya.

Ia pun menyebut narasi yang beredar di medsos tak menggambarkan kondisi sebenarnya. Samson menjelaskan bahwa Paspampres memiliki prosedur tetap (protap) dalam penjagaannya.

"Apalagi bapak wapres itu selalu menekankan kepada kita untuk selalu humanis pada masyarakat," katanya.

Terpisah, Ketua Umum Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman Jateng Ahmad Darodji juga menepis isu pengusiran jamaah tersebut.

"Itu memang itu meluruskan shaf. Ada satu orang yang berdiri yang dikira diusir itu, itu adalah juga staf Wapres," ujar Ahmad Daroji saat mengikuti gelaran Konferensi Zakat Internasional (ICONZ) Baznas RI di Bandung, Rabu.

Daroji mengatakan sebelum Gibran tiba di Masjid Baiturahman, memang sudah menjadi protokol ada anggota Paspampres yang mengamankan lokasi. Anggota itulah yang menduduki sementara tempat Gibran salat.

Ketika Gibran tiba, anggota Paspampres lainnya pun meluruskan shaf sekaligus memperlebar agar bisa muat demi merapatkan shaf.

Daroji menyebut sebetulnya mereka telah menyediakan tempat di shaf depan. Namun, Gibran menolak dan tak ingin diperlakukan istimewa pada saat itu.

Ia juga mengatakan telah menyiapkan sajadah yang biasa dipakai untuk tamu kehormatan. Namun, Gibran juga menolak.

"Jadi beliau saya antar dari kantor MUI ke Masjid Baiturahman, kita siapkan wudhu di tempat (khusus), tapi beliau tidak mau. Beliau wudhu bersama yang lain. Nah, kemudian beliau duduk, tidak mau di depan," kata dia.

Ia pun menyayangkan narasi yang beredar di media sosial yang menurutnya tak sesuai fakta di lapangan. Daroji pun meminta masyarakat untuk tabayyun saat menerima informasi dari media sosial.

(mnf/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK