Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan TNI akan mengubah doktrin perang dari tradisional menuju penggunaan teknologi seperti drone dan artificial intelligence (AI).
"Doktrin itu berdasarkan perkembangan lingkungan strategis. Misalnya kalau dulu kan perang itu masih tradisional, dulu menggunakan, seperti sekarang kan menggunakan drone yang kami kamikaze pakai AI," kata Agus usai menggelar Ratas TNI di Mabes TNI, Jakarta, Jumat (31/1).
Agus mengatakan penggunaan teknologi modern ini mampu dengan mudah membunuh seseorang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tinggal pakai setel saja drone wajah seseorang dia bisa mengejar ke sana. Nah itu yang kita menuju ke sana," kata dia.
Tak hanya itu, Agus mengatakan doktrin di bidang infanteri dan sektor pertempuran laut juga akan berubah. Semisal dulu prajurit infanteri kerap berjalan kaki dalam operasi, nantinya mereka akan menggunakan kendaraan mekanis untuk mempercepat.
"Untuk lautnya, submarine, kapal selamnya juga mungkin yang canggih bisa jelajahnya di bawah laut bisa lebih dalam lebih jauh, lebih lama kemudian angkatan udara juga yang lebih canggih dari beberapa negara yang kita pesan," kata dia.
Tak hanya itu, Agus juga mengatakan TNI akan memiliki satuan siber. Ia mengatakan satuan ini bukan matra tersendiri di internal TNI seperti di negara lain.
"Kalau negara lain itu sudah ada angkatan ke empat, siber, satuan siber, kita sebenarnya sudah ada satuan siber yang kita optimalisasikan, yang tadi itu dengan rekrutmen dan sebagainya," kata dia.
Sebelumnya Panglima TNI ingin mengubah doktrin peperangan TNI lantaran doktrin saat ini tak lagi sesuai perkembangan zaman.
Ia kemudian mencontohkan militer Australia yang telah mengubah doktrin peperangan tiap tiga atau lima tahun sekali.
"Mari kita berbuat, memang agak capek terutama dari Kodiklat TNI, Kodiklat Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara untuk merubah beberapa doktrin peperangan kita. Doktrin yang kita gunakan masih produk lama," kata Agus.
(rzr/isn)