KSAD Maruli Sebut Ada Narkoba Paket Jambak di Sumut, Harga Rp50 Ribu

CNN Indonesia
Kamis, 06 Feb 2025 08:09 WIB
Menurut Maruli, masyarakat sekitar tidak mengerti ada peredaran narkoba dengan paket Rp50 ribu tersebut.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, (CNN Indonesia/ Muhammad Naufal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengungkap ada peredaran narkoba paket 'jambak' di Sumatera Utara (Sumut).

Hal ini disampaikan Maruli dalam pertemuan dengan para pimpinan redaksi (pimred) media di Mabes Angkatan Darat, Jakarta, Rabu (5/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maruli awalnya mengatakan TNI AD tengah melakukan evaluasi internal soal penyampaian informasi ke media soal penanganan sebuah kasus.

Ia menyinggung kasus yang terjadi di Sumatera Utara. Beberapa waktu lalu, ada peristiwa prajurit menyerang warung di Deli Serdang karena dipicu pengeroyokan terhadap seorang prajurit TNI. Di warung tempat kejadian perkara (TKP) itu, katanya, TNI menemukan narkoba.

Maruli menyatakan setelah dicari tahu, di Sumatera Utara marak peredaran narkoba paket 'jambak'.

"Contohnya di daerah Sumatera Utara itu banyak sekali peredaran narkoba. Itu saya coba tanya-tanya ke sana, sudah ada namanya paket jambak," kata Maruli.

Ia mengatakan narkoba paket jambak itu dipakai dengan metode ketika seorang pengguna memakai barang terlalu banyak, maka akan dijambak oleh penjual.

"Dijambak itu, dijanggut, harganya Rp50 ribu, sabu-sabu. Jadi dia nyedot kalau kebanyakan nyedot, ditarik, enggak boleh banyak banyak karena bayarnya Rp50 ribu," imbuh dia yang juga dikenal sebagai menantu dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan tersebut.

Menurut Maruli, masyarakat sekitar tidak mengerti ada peredaran narkoba. Ia mengatakan masyarakat merasa ada perputaran uang karena banyak orang lalu lalang.

"Masyarakat sekitar itu, karena dia lihat banyak orang, dia senang saja. Ada parkir, ada yang jual di pinggir-pinggir jadi laku. Dia enggak ngerti di tengah-tengah itu peredaran narkoba," katanya.

Di sisi lain, Maruli mengatakan TNI AD tidak mungkin mengkoordinir pemberantasan narkoba. Ia pun mengajak instansi terkait untuk duduk bersama.

"Ini hanya contoh-contoh yang kita buktikan bahwa di lapangan kondisinya begini. Silakan siapa yang berwenang kita duduk bareng untuk mencari solusi," kata jenderal bintang empat itu.

(yoa/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER