Pemprov DKI Nyatakan Tidak Pernah Terjadi Kelangkaan Gas

CNN Indonesia
Selasa, 11 Feb 2025 22:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemprov DKI Jakarta menyatakan tidak pernah terjadi kelangkaan gas bersubsidi LPG 3 kilogram di wilayah tersebut.

Hal yang terjadi diklaimnya, adalah kepanikan masyarakat sehingga terjadi aksi borong terhadap komoditas tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin itu hanya terjadi panic buying di masyarakat karena aturannya berubah. Eceran enggak boleh jual lagi hanya pangkalan. Situasinya jadi ramai. Dulunya kan toko-toko termasuk minimarket beli kemudian dijual lagi, mereka kan cari untung juga," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi), Hari Nugroho di Jakarta, Selasa (11/2).

Hari mengatakan meski kuota LPG di Jakarta dikurangi sebanyak 5 persen yakni dari 433 ribu metrik ton menjadi 409 ribu metrik ton, stok di Jakarta masih aman dan belum sampai terjadi kelangkaan.

"Tapi nanti begitu terjadi kelangkaan, otomatis kan ada buffer stock (cadangan yang disimpan), kita bisa lakukan operasi pasar. Sebenarnya kelangkaan itu mungkin saja. Hanya saja saat ini belum," kata Hari.

Namun, Hari mengatakan setelah Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mengaktifkan kembali pengecer gas LPG 3 Kg, situasi di Jakarta kembali tenang.

Hari mengatakan hal itu terjadi karena stok LPG 3 kg sudah dijaga agar tidak terjadi kelangkaan.

"Begitu boleh, sekarang pengecer boleh, (situasi) adem. Enggak ada kelangkaan. Kenapa? Sudah dijaga stok, begitu ada kelangkaan, buffer stock, itu sudah langsung keluar dari situ. Nah sekarang mekanismenya, apakah harus ada buffer stock, apakah memang 500 kg, kita penuhi dulu deh. Per bulan kita bagi rata. Nanti seperti apa. Baru kita rundingkan lagi," jelas Hari.

Plt Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan hal senada. Dia memastikan bahwa tidak pernah terjadi kelangkaan gas di Jakarta.

"Saya sampaikan, tidak pernah terjadi kekurangan gasnya. Tetapi memang terjadi perubahan mekanisme, itu yang menyebabkan panic buying karena saat ke warung, tidak ada. Sehingga orang-orang yang harusnya membeli satu, kemudian mereka mencari ke warung-warung yang masih tersedia. Sehingga memang pada waktu itu terjadi stuck. Banyak yang ngantre, tapi kita bisa pastikan pada saat itu, agen maupun pangkalan itu tersedia," kata Eli.

(antara/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER