Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menegaskan rencana pemulangan Reynhard Sinaga, narapidana kasus kekerasan seksual di Inggris dan Hambali, tersangka terorisme, bukan prioritas pemerintah.
Yusril mengatakan masalah hukum yang menjerat keduanya tergolong rumit.
"Soal Hambali dan Reynhard saya sudah menegaskan kasus kedua orang ini tidaklah menjadi prioritas karena memang masalahnya cukup rumit," kata Yusril dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Jakarta, Selasa (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusril mengatakan pemerintah memang punya kewajiban melindungi tiap warga negaranya.
Namun, pemerintah juga mempertimbangkan pandangan masyarakat. Dia pun menyebut pemulangan keduanya masih dipelajari.
"Kami sampai pada kesimpulan, kami pelajari, kami concern soal itu, karena menjadi tanggung jawab negara untuk memperhatikan warga negara di luar negeri, betapapun salah, betapapun kita tidak suka dengan apa yang dia lakukan, bahkan dia mempermalukan kita," kata dia.
Yusril mengatakan ada kasus lain yang perlu ditangani oleh pemerintah. Ia menjelaskan ada puluhan WNI yang dijerat hukuman mati di luar negeri. Ia menyebut pemerintah sudah membuka pembicaraan dengan negara terkait mengenai hal tersebut.
"Jadi lebih banyak kasus lain yang perlu ditangani seperti ada sekitar 54 WNI yang dipidana mati di Malaysia juga di Arab Saudi. Dan kami mulai membahas masalah ini dengan Arab Saudi, pembicaraan sudah dimulai dan juga terkait kementerian lain yang menangani pekerja migran juga Kemenlu yang concern terhadap perlindungan WNI," ujarnya.
(yoa/tsa)