Kisah Aksi Tim Kemanusiaan Baznas usai Gelegar Gempa Myanmar

Baznas | CNN Indonesia
Kamis, 03 Apr 2025 11:18 WIB
(Foto: arsip Baznas)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gempa dahsyat yang mengguncang Myanmar sehari jelang sidang itsbat Idulfitri 1446 H pada Jumat (28/3) menghancurkan rumah, merenggut nyawa lebih dari 2 ribu orang, dan meninggalkan luka mendalam.

Tim Kemanusiaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dengan semangat tak tergoyahkan bergerak cepat merespons bencana ini. Dikomandoi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mereka memulai perjalanan ke pusat bencana guna menyalurkan bantuan logistik dan medis, juga semangat solidaritas.

Minggu (31/3), kumandang takbir menyongsong Lebaran menandai hari pertama misi humanis Baznas. Kepala Biro Urusan Rumah Tangga (URT) dan Protokol Baznas, Tito Kurniawan berangkat bersama Tim Aju Satgas Kemanusiaan RI. Menyusul pada Senin (1/4), lima orang tim SAR dari Baznas Tanggap Bencana (BTB), diterbangkan ke Myanmar. Mereka adalah Taufiq Hidayat (koordinator), Ade Hilman, Marwan, Sandi Setia Mihardja, dan Heru Jatmiko.

Sebelumnya, Tito mengikuti briefing dan pelepasan di Kantor BNPB, kemudian serta pada apel kesiagaan yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan Taufanto. Sore itu juga, tim terbang dan transit di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh, untuk persiapan dan konsolidasi lanjutan.

Bertemu dengan rombongan lain, Satgas Kemanusiaan saling memberikan semangat dan memastikan setiap kebutuhan logistik siap dikirim ke Myanmar.

"Keberangkatan ini bukan sekadar fisik-material, tetapi juga perjalanan spirit-emosional yang menguji ketangguhan mental setiap anggota tim dalam mengimplementasikan misi kemanusiaan," ujar Tito.

Masih di udara Naypyidaw, tim Baznas menyadari bahwa tugas mereka jauh lebih besar dari sekadar menyalurkan bantuan material. Reruntuhan bangunan, jalan-jalan yang retak di kesunyian kota menjadi saksi bisu kegetiran pascabencana.

"Kami harus memberikan harapan, mengingatkan para korban bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi cobaan ini," kata Tito.

Kehadiran tim BAZNAS, BNPB dan Satgas Kemanusiaan Pemerintah RI membawa bantuan pangan, obat-obatan, dan logistik lain memberi sedikit kelegaan terhadap korban gempa.

"Kami datang untuk membantu, untuk merasakan apa yang kalian rasakan, dan kami berjanji tidak akan meninggalkan kalian sampai bisa tersenyum kembali," ucap Tito.

Di lokasi, tim Baznas tak hanya mendistribusikan makanan, pakaian, hingga obat-obatan, tetapi juga menyiapkan tim medis yang merawat mereka yang sakit dan terluka, serta membangun kembali semangat hidup para korban.

Wakil Ketua BTB, Taufiq Hidayat mengatakan, bantuan yang disalurkan tak dapat menggantikan yang sudah hilang, namun Baznas datang dengan kepedulian.

"Namun, kehadiran kami di sini untuk mereka adalah bukti bahwa kasih sayang dan empati tak mengenal batas. Kami hadir untuk memberi harapan baru," kata Taufiq.

Taufiq yang telah berulang kali serta dalam misi kemanusiaan mengakui, tim Baznas menghadapi banyak tantangan, mulai cuaca, jalur logistik yang luas, hingga kendala komunikasi dengan pihak lokal. Namun, tim memastikan mengatasi segala masalah dengan semangat pantang menyerah.

"Perjalanan ini bukan hanya tentang menyampaikan bantuan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan. Kami tidak datang untuk memberi, kami datang untuk berbagi, untuk menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian," ujarnya.

Selanjutnya, Baznas masih akan melanjutkan misi dengan mengirimkan paramedis dan bantuan obat-obatan. Taufiq menyatakan, misi ini bukan tentang donasi, tetapi juga tentang keberanian, harapan, kebersamaan dan kepedulian pada kemanusiaan.

"Baznas dan Satgas Kemanusiaan Indonesia membuktikan bahwa di tengah bencana, ada kebaikan yang bisa dihadirkan, dan bahwa solidaritas antarbangsa adalah kekuatan terbesar yang dimiliki umat manusia," pungkas Taufiq.

(rea/rir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK