Gempa dangkal 4,1 magnitudo yang mengguncang Kota Bogor semalam, Kamis (10/4), dilaporkan telah merusak sebanyak 17 bangunan.
Berdasarkan data dari Bidang Ops Tagana Kota Bogor Sumardi, per Jumat (11/4) pukul 00.38 WIB, kerusakan gempa Bogor itu berdampak pada 16 bangunan rumah dan satu bangunan sekolah.
Kerusakan akibat gempa Bogor pada belasan bangunan itu terjadi pada atap, keretakan dinding, hingga rumah ambruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengimbau masyarakat Kota Bogor untuk waspada dan mengantisipasi terjadinya gempa susulan setelah peristiwa gempa dangkal yang mengguncang pukul 22.16 WIB.
"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada mengantisipasi apabila terjadi gempa susulan. Mari kita berdoa mudah-mudahan Allah tetap melindungi dan menjauhi kita dari marabahaya dan bencana," kata Dedie Rachim di Kota Bogor semalam.
Hingga tengah malam, ia telah menerima sejumlah laporan bangunan yang mengalami rusak ringan hingga sedang di Kota Bogor akibat guncangan gempa.
Sejumlah bangunan rusak itu dilaporkan terjadi di beberapa kelurahan seperti Bondongan, Muarasari, Cilendek Timur, Rancamaya, hingga Kelurahan Gudang.
"Kita berdoa agar tidak terjadi lagi gempa susulan. Untuk itu, saya juga meminta kepada pihak BPBD agar terus mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan hal-hal yang tidak kita inginkan," kata Dedie Rachim.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi gempa dangkal 4,1 magnitudo mengguncang Kota Bogor, pada Kamis malam pukul 22.16 WIB.
Dalam peringatan dini yang diekspose melalui sistem aplikasi info BMKG dilaporkan pusat gempa tersebut terletak di darat pada kedalaman 5 kilometer atau berjarak 2 kilometer tenggara Kota Bogor.
Berdasarkan analisa sementara seismologis BMKG gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
BMKG mengimbau masyarakat selalu waspada, seraya tetap mengikuti pedoman dari pemerintah setempat dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.
Hasil analisa tersebut biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
(antara/gil)