Hasil Autopsi Juliana: Tewas 20 Menit usai Jatuh-Tak Kena Hipotermia

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Jun 2025 07:31 WIB
Pendaki asal Brasil Juliana Marins meninggal dunia karena mengalami benturan keras bukan karena hipotermia.
Hasil autopsi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, menunjukkan bahwa ia meninggal 20 menit setelah jatuh di Gunung Rinjani, Lombok. CNN Indonesia/Kartika Widowati
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil autopsi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, menunjukkan bahwa ia meninggal 20 menit setelah jatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Juliana meninggal dunia karena mengalami benturan keras bukan karena hipotermia.

Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bali Mandara Ida Bagus Putu Alit mengatakan Juliana mengalami luka paling parah di dada akibat benda tumpul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau kita lihat yang paling terparah, itu adalah yang berhubungan dengan pernapasan. Yaitu ada luka-luka terutama di dada-dada, terutama di dada-dada bagian belakang tubuhnya. Itu yang merusak organ-organ di dalamnya," katanya dalam konferensi pers, Jumat (27/6).

Alit berujar korban juga mengalami luka lecet geser di sekujur tubuh akibat jatuh, terutama di bagian punggung serta anggota gerak atas dan bawah. Luka juga ditemukan di bagian kepala.

"Jadi kalau kita perkirakan paling lama 20 menit. Tidak ada bukti yang kita dapatkan bahwa korban ini meninggal dalam waktu yang lama dari lukanya," imbuhnya.

Bukan hipotermia

Berdasarkan pemeriksaan, kata Alit, tidak ada tanda-tanda Juliana tewas karena terserang hipotermia.

"Tanda-tanda adanya hipotermia itu luka-luka yang ditimbulkan dari hipotermia tidak ada. Jadi luka-luka yang ditimbulkan oleh hipotermia itu adalah luka pada ujung-ujung jari. Jadi lukanya berwarna hitam, ini tidak ada luka. Berarti bisa kita katakan bahwa tidak ada hipotermia," ujarnya.

Ia juga memastikan bahwa Juliana tidak meninggal karena kekurangan makanan atau minuman pasca jatuh.

"Kalau kita lihat penyebabnya yang langsung itu pasti kekerasan. Jadi kita juga melihat adanya pendarahan yang memang jumlahnya sudah begitu besar dalam rongga tubuhnya. Jadi yang menyebabkan langsung itu adalah kekerasannya, jadi benturannya," ujarnya.

Juliana tewas setelah terjatuh di Gunung Rinjani kala mendaki dengan sejumlah rekannya pada Sabtu (21/6). Tim SAR gabungan menemukan korban pada Senin (23/6) pada pukul 07.05 WITA.

Korban ditemukan kurang lebih 500 meter bergeser dari titik awal jatuhnya dengan medan lokasi berupa pasir dan batu.

Peristiwa ini menarik perhatian publik terutama netizen Brasil karena proses evakuasi yang cukup lama. Warganet Brasil mengkritik lambannya pihak berwenang Indonesia yang tidak bisa menyelamatkan Juliana hidup-hidup.

(blq/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER