SMA Unggulan CT Arsa Foundation menggelar acara pelepasan siswa yang sudah lulus menempuh tahun ajaran 2024/2025, Sabtu (28/6).
Pelepasan ini dihadiri langsung oleh Chairman CT Corp Chairul Tanjung dan Ketua Yayasan CT Arsa Foundation Anita Ratnasari Tanjung.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Ketua Pengawas CT Arsa Foundation Muhammad Nuh turut hadir dalam acara ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parade pedang pora hingga marching band siswa meramaikan acara pelepasan ini.
Kepala Sekolah SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo Usdiyanto mengatakan yang siswa yang lulus dan dilepas hari ini adalah angkatan V. Jumlahnya 101 siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
"80 orang diterima di Perguruan Tinggi Negeri, 7 orang diterima di Perguruan Tinggi luar negeri, 7 orang di Perguruan Tinggi Swasta favorit, dan 2 orang di Politeknik," kata Usdiyanto dalam sambutannya.
Selain itu saat ini masih ada beberapa orang yang menunggu hasil seleksi mandiri, dan jalur seleksi yang lain.
Ada satu siswa yang menonjol dalam pelepasan kali ini yakni siswa bernama Dafa Aziz Firmansyah. Siswa asal Cilacap yang diterima 14 kampus unggulan di luar negeri.
Ia mengungguli seniornya yang lulus pada tahun lalu, Fahran Agus Ferdiansyah, yang diterima di sembilan Universitas luar negeri.
![]() Pelepasan Siswa SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu, 28 Juni 2025. (CNN Indonesia/Rosyid) |
Usdiyanto mengatakan tahun lalu ada tiga alumni SMA CT ARSA Sukoharjo masuk Perguruan Tinggi luar negeri dengan beasiswa Indonesia Maju.
"Satu diantaranya sangat berprestasi, diterima 9 Perguruan Tinggi di dunia," kata Usdiyanto.
Sementara tahun ini ada tujuh siswa yang diterima di kampus luar negeri, termasuk Daffa.
Usdiyanto mengatakan, SMA Unggulan CT Arsa Foundation menjadi rujukan nasional pendirian sekolah rakyat. Bahkan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meninjau langsung SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo untuk studi banding.
"Kami siapkan , sistem pendidikan berasrama. Kami seleksi para calon kepala sekolah 159 untuk dipilih 53, dan kami turut melatih mereka 2 periode di Jakarta," kata Usdiyanto.
(sur/syd/sur)