Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku harus melindungi dirinya dari godaan selama memimpin Kota Jakarta. Ia juga menyinggung besarnya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Jakarta setiap tahun.
"Kita harus memproteksi diri kita sendiri dengan sistem. Jakarta ini anggarannya Rp91 triliun, Rp91,2 triliun. Tahun depan ini menjadi Rp94 triliun. Pasti semua orang ngiler. Pastilah. Maka saya harus mem-protect diri saya sendiri," kata Pramono dalam Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7).
Pramono bercerita selama puluhan tahun menjabat sebagai anggota DPR, menteri hingga Sekretaris Kabinet, banyak godaan yang diterimanya. Namun ia mengaku memproteksi dirinya untuk tidak tergiur godaan.
Dia juga mengaku menerapkan sistem transparan saat menjabat Gubernur Jakarta.
"Ketika saya menjadi Gubernur di Jakarta. Saya bilang, sama ini kebetulan banyak yang hadir. Saya sudah selesai dengan diri saya sendiri. Saya minta semuanya transparan. Semuanya sistem yang mengatur dan saya berjanji tidak bawa orang satu pun dari luar," ujarnya.
Ia kemudian menyoroti proses pengurusan kompensasi koefisiensi lantai bangunan (KLB) oleh pengelola gedung-gedung tinggi di Jakarta.
Saat menjabat, ia mengetahui lamanya proses pengurusan KLB. Bahkan, ada satu pengelola gedung yang sampai 12 tahun mengurus hal tersebut.
"Saya tanya sama dia, udah berapa lama kamu ngurus? 12 tahun. Mau nggak sama-sama transparan, terbuka, kita selesaiin 1 minggu? Kaget, gimana caranya Pak Gub?" kata Pramono.
"Udah saya jamin kamu selesai 1 minggu. Tapi kamu bayar sesuai dengan apa yang dihitung di-appraisal bersama-sama. Akhirnya keluar angka Rp480 miliar. Bayar dan sekarang dibayar," imbuh dia.
(dis/wiw)