Polisi Bakal Libatkan Psikologi Forensik Usut Kematian Diplomat Kemlu

Polisi bakal melibatkan psikologi forensik untuk mengungkap kasus kematian diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39).

"Ya tahap selanjutnya itu, nanti akan dilakukan (pelibatan psikologi forensik)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (14/7).

Ade Ary belum menjelaskan secara rinci ihwal pelibatan psikologi forensik dalam perkara tersebut. Ia hanya menyampaikan salah satu tujuannya adalah untuk melakukan profiling terhadap korban.

"Iya untuk mendalami profile-nya," ucap dia.

Sementara, Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengungkap metode scientific crime investigation atau penyelidikan berbasis ilmiah juga akan digunakan untuk mengungkap kasus kematian Arya.

"Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Kapolda, ini akan diungkap secara scientific investigation," kata Reonald.

Saat ini penyelidik masih menunggu hasil autopsi hingga pemeriksaan laboratorium.

"Jadi kita menunggu, penyelidik menunggu semua keterangan, nanti baru kita sampaikan hasilnya," ucapnya.

Diplomat Kemlu bernama Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) ditemukan tewas dengan kondisi wajah terbungkus isolasi atau lakban di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.

Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Selain itu, barang milik korban juga tidak ada yang hilang.

Berdasarkan olah TKP, polisi menemukan sidik jari korban pada lakban yang menutup wajahnya. Sejauh ini polisi belum menemukan indikasi pembunuhan.

Namun, kepastian terkait penyebab kematian korban masih menunggu hasil autopsi, termasuk hasil pemeriksaan histopatologi, toksikologi hingga patologi.

Kini, penyelidikan kasus tersebut ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan kesimpulan terkait penyebab kematian korban akan rampung dalam satu pekan.