Acara pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, yang digelar Jumat (18/7) lalu menjadi sorotan publik setelah menelan korban jiwa.
Panggung hiburan rakyat yang digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut, justru berujung duka akibat insiden desak-desakan saat warga hendak masuk ke kawasan pendopo. Peristiwa itu menewaskan tiga orang, yaitu Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61), dan anggota Polri, Bripka Cecep Saeful Bahri.
Polda Jawa Barat kini sedang melakukan penyelidikan mendalam atas insiden tersebut. Berikut rangkuman fakta-fakta terbaru terkait kasus ini:
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa kepada Bripka Cecep Saeful Bahri yang gugur saat menjalankan tugas pengamanan pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina.
Bripka Cecep kini resmi dinaikkan pangkat menjadi Aipda anumerta berdasarkan Surat Keputusan Kapolri nomor Kep/1085/VII/2025.
"Almarhum Bripka Cecep Saeful Bahri mendapat kenaikan pangkat luar biasa menjadi Aipda anumerta," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, saat dikonfirmasi, Minggu (20/7).
Ia menambahkan bahwa penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasi almarhum.
"Kenaikan pangkat tersebut merupakan bentuk penghormatan Institusi Polri kepada almarhum atas dedikasinya. Almarhum gugur dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya," jelas Trunoyudo.
Putra sulung Dedi Mulyadi, Maula Akbar, bersama istrinya, Wakil Bupati Garut Putri Karlina, menyampaikan permintaan maaf atas insiden tragis yang terjadi saat pernikahan mereka.
"Pertama, kami ingin mendapatkan permohonan maaf dan duka cita kepada masyarakat, khususnya para korban atas kejadian yang benar-benar tidak kami harapkan," kata Maula dikutip dari detikcom, Minggu (20/7).
"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya menghaturkan permohonan maaf atas musibah yang terjadi tepat dua hari setelah hari yang saya tandai sebagai hari paling bahagia dalam hidup saya," tutur Putri.
Keduanya menyatakan kesediaan untuk diperiksa polisi terkait kejadian tersebut. Putri menyampaikan hal itu saat konferensi pers di rumah dinas Wakil Bupati Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Sabtu (19/7).
"Polisi akan memeriksa semuanya, bahkan kalau pun saya diperiksa, saya pasti harus diperiksa," ujarnya dikutip Antara.
Putri mengatakan ia sudah menerima berbagai informasi tentang kerumunan warga yang menimbulkan insiden, tetapi ia menyerahkan proses penentuan tanggung jawab kepada kepolisian.
"Saya sepenuhnya menyerahkan kepada pihak yang berwenang yang berkewajiban, dan saya siap bertanggung jawab penuh, kalau ada prosedur-prosedur yang harus dijalani," tegasnya.
Pasangan tersebut juga mengaku akan mengunjungi keluarga korban dan memberikan santunan.
"Selaku panitia, selaku pemangku hajat, kami sudah mempersiapkan yang terbaik, namun takdir sudah berkata, maka kami harus hadapi, dan kami harus menerima dengan penuh tanggung jawab," kata Putri.
Maula juga menyatakan kesiapan mengikuti proses hukum dan menyebut pihak wedding organizer sudah diperiksa oleh Polres Garut.
"Tadi malam sudah dilakukan pemeriksaan oleh Polres Garut, dan disaksikan langsung oleh Kapolda Jawa Barat mengenai apa yang terjadi di lapangan," ujar Maula.
Acara makan siang gratis yang memicu kerumunan dibantah oleh Maula dan Putri. Maula menegaskan tidak ada agenda makan gratis dalam rangkaian acara syukuran pernikahannya.
"Yang ada adalah kami masih memiliki makanan yang belum keluar setelah resepsi. Daripada tidak termakan, silakan dibagikan saja kepada warga yang datang menyaksikan acara," ungkap Maula.
Putri menjelaskan bahwa pembagian makanan tidak diumumkan secara resmi. Menurut Putri, hanya ada satu acara hiburan bagi warga di malam hari.
"Balakecrakan bukan makan gratis seperti yang dimaksud, tapi lebih ke makanan yang dibagikan ke massa saja. Kami juga bingung, dari mana narasi awal makan gratis ini ada. Memang kami membagikan makanan kepada pengunjung, tapi tidak sebagai acara yang resmi," ucapnya.
"Makanya saya tidak pernah mengumumkan akan ada acara makan gratis. Makanan gratis ini ada, tapi jangan ada pengumuman. Biarkan mereka yang datang langsung mengambil saja," tambah Putri.
Ia juga menyebut bahwa sebenarnya akses jalan ke lokasi tidak direncanakan untuk ditutup. Namun, ada kesalahan teknis dalam sistem.
"Ada miskomunikasi, kesalahan pada sistem. Mengenai siapa yang harus bertanggung jawab dalam kejadian ini, silakan pihak kepolisian yang nanti berbicara," kata Putri.