Pemerintah pusat yang dikoordinatori Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap tiga selama sepekan ini untuk mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.
Operasi modifikasi cuaca itu dilakukan karena seluruh wilayah kota dan kabupaten di provinsi itu mengalami karhutla.
"Paling besar Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kampar," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto seperti dikutip dari siaran pers BNPB, Selasa (22/7).
Sehari sebelumnya, Senin (21/7), Suharyanto bersama dengan Wamenhut, WamenLH, dan Forkopimda Riau melakukan pantauan dari udara atas kondisi karhutla di Riau.
Suharyanto mengatakan BNPB juga mendukung pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk percepatan penanganan karhutla. Sebelumnya BNPB beserta kementerian/lembaga terkait telah melakukan OMC untuk tahap 1 adalah pada 1 hingga 7 Mei 2025, dan tahap 2 pada 7 sampai 12 Mei 2025.
Kini, pihaknya melakukan OMC tahap 3 selama lima hari sejak awal pekan ini.
"Mulai tadi [Senin] pagi OMC dilakukan, kami cek sudah turun hujan walaupun belum merata seluruh Provinsi Riau. Akibat OMC tahap 3 tadi Subuh, di wilayah Indragiri Hilir, Kuala Kampar, Siak, Batang Cenaku dan Bangkinang, masih kecil-kecil curah hujannya karena tergantung dengan pertumbuhan dengan awan hujan," tutur Suharyanto.
"Sebelumnya, OMC yang telah dilakukan dari Mei diharapkan semoga sudah ada lumbung air dan lahan gambut juga tidak terlalu kering," lanjutnya.
Selain itu, Suharyanto mengatakan BNPB kembali memberikan upaya-upaya percepatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Helikopter Patroli yang sebelumnya hanya satu unit, akan ditambah menjadi dua unit. Kemudian Helikopter Waterbombing ditambahkan menjadi lima unit.
"Heli patroli dan waterbombing kita tambahkan, hari Rabu akan kita masukan. Mudah-mudahan dengan ini bisa membantu, jika operasi modifikasi cuacanya tidak menemukan awan untuk dijadikan hujan." tambahnya.
Upaya terakhir adalah dengan melakukan penambahan peralatan dan perlengkapan pemadaman bagi personel darat, seperti pompa, water tank portable, alat bantu pernapasan, alat pelindung diri karhutla, dan motor karhutla, serta penambahan personel dari Korem 031/Wira Bima dan Polda Riau.
"Pasukan Korem dan Polda langsung bersama Manggala Agni melakukan pemadaman, perlengkapannya diperkuat dari kami," ujarnya.
Suharyanto mengatakan pihaknya juga mengimbau Pemprov Riau segera menetapkan status tanggap darurat bencana karhutla. Dia mengatakan ketika status itu telah ditetapkan, pemerintah pusat akan lebih leluasa menerjunkan bantuan.
"Pemerintah Provinsi harus (tetapkan) tanggap darurat bencana, supaya pemerintah pusat dapat leluasa memberikan bantuan kepada pemerintah daerah," ujar Suharyanto.
Selain itu, Suharyanto mengatakan terkait karhtula itu, aparat penegak hukum telah menetapkan 16 tersangka, dan ada 11 kasus yang masuk dalam perkembangan penyidikan.
"Satgas hukum sudah bergerak, sudah ada yang tersangka sampai 16 orang. Jadi selain pemadaman, operasi penegakan hukum juga dilaksanakan sehingga semuanya sejalan dan terpadu," tegas Suharyanto.