Komisi III DPR RI meminta Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelidiki penyebab dugaan keracunan massal 277 siswa usai menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang terjadi dalam pekan ini di Kota Kupang dan Sumba Barat Daya.
Selain itu, Komisi III DPR pun meminta Polda NTT melakukan pengawasan terhadap program MBG agar tidak lagi terjadi peristiwa serupa ke depan.
"Itu mesti dicek penyebabnya itu apa, mesti diselidiki penyebabnya itu apa, apa masalahnya mesti diselidiki, apa itu masalah hukum atau bukan," kata Anggota Komisi III DPR Benny K Harman usai pertemuan dengan jajaran Polda NTT, Mapolda NTT, Kupang, Jumat (25/7).
Benny mengatakan polisi harus cek penyebab hingga terjadi keracunan massal ratusan siswa dalam dua hari di pekan ini, yang diduga terjadi usai menyantap MBG. Menurutnya, penyelidikan itu juga guna mencegah kasus keracunan MBG di masa mendatang.
Menurutnya, kasus keracunan massal tersebut menunjukkan tidak siapnya pengelolaan program MBG. Dia menganggap program MBG ini belum disiapkan secara matang dan perlu dievaluasi sehingga harus dipersiapkan secara baik.
Dan juga, lanjut dia, tata kelola program MBG harus diperbaiki sehingga program tersebut bisa lebih baik.
"Kita minta supaya persiapannya harus lebih matang kalau bisa tata kelolanya harus diperbaiki," ujar politikus Demokrat itu.
Sebelumnya sebanyak 277 siswa di Kota Kupang dan Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur diduga mengalami keracunan massal usai menyantap MBG.
Kasus keracunan pertama terjadi pada Selasa (22/7) sekitar 200 peserta didik SMP Negeri 8 Kota Kupang diduga mengalami keracunan akibat mengkonsumsi MBG pada Senin (21/7).
Dari 200 siswa yang keracunan, 140 orang di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena mereka mengalami sakit perut, sakit kepala, pusing, muntah dan mual.
Bahkan ada yang sampai histeris akibat tidak bisa menahan sakit yang dialami.
Ratusan siswa tersebut mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum SK. Lerik Kota Kupang, RS Siloam, dan RS Mamami.
Sementara itu pada Rabu (23/7) sebanyak 77 dari tiga sekolah di Sumba Barat Daya juga diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pada Rabu (23/7).
Para siswa mengalami pusing, sakit perut melilit, mual, muntah dan sakit kepala bahkan pingsan sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit dan Puskesmas untuk mendapat pertolongan medis.
Namun dua penyedia yakni SPPG Kelapa Lima 1 di Kota Kupang yang melayani MBG di SMP Negeri 8 Kota Kupang dan SPPG Kota Tambolaka yang melayani MBG untuk SMK Negeri 2 Tambolaka, SMK Don Bosco dan SMA Negeri 1 Kota Tambolaka masih tetap bungkam saat dimintai konfirmasi oleh wartawan.
(eli/kid)