Ratusan warga yang tergabung dalam 'Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina' berkumpul di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (27/7) pagi.
Pantauan CNNIndonesia.com sejak pukul 06.30 WIB, ratusan warga telah berkumpul dengan menyerukan suara-suara mengecam agresi Israel yang mengakibatkan krisis kemanusiaan di Gaza.
Banyak poster, bendera Palestina hingga alat-alat masak yang dibawa warga dalam aksi hari ini sebagai bentuk perlawanan terhadap kekejian Israel. Hingga berita ini ditulis, banyak warga berdatangan.
Mereka akan melakukan longmarch dari Kantor Kedutaan Besar AS ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan kembali lagi.
"Stop stop genocide! Free-free Palestine!"seru mereka.
Aksi ini digelar di tengah krisis kelaparan di Gaza yang sudah menewaskan ratusan jiwa bayi dan anak-anak.
Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Uskup Patriark Latin Yerusalem, yang baru saja kembali dari kunjungannya ke Jalur Gaza, dalam wawancara eksklusif dengan CNN menggambarkan secara gamblang kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah itu. Dia bahkan menyebut kondisi Gaza saat ini lebih parah daripada saat ia berkunjung pada Desember lalu.
"Pertama-tama, tingkat kehancuran sungguh luar biasa, jauh lebih parah daripada sebelumnya," ujar Kardinal Pizzaballa.
"Lautan tenda ada di mana-mana, terutama di sepanjang pesisir, juga tersebar di seluruh wilayah. Ratusan ribu, mungkin jutaan orang kini hidup di tenda, tanpa apa pun, tanpa kebersihan. Anda bisa bayangkan," jelasnya.
Dia juga menyoroti kelangkaan pangan yang membuat warga Gaza dilanda kelaparan. Komunitas Katolik bahkan hanya bisa memasak dua kali dalam seminggu. Yang dimasak pun hanya sedikit nasi dan roti.
"Dan kami itu termasuk yang masih punya sedikit privilese. Banyak lainnya bahkan tidak punya apa-apa," kata dia.
Dalam wawancara tersebut, dia juga menegaskan pentingnya segera dilakukan gencatan senjata. Dia mempertanyakan alasan kelanjutan perang yang tak kunjung berakhir dan mendesak para pihak untuk memberikan ruang bernapas bagi warga Gaza.
"Ini bukan soal hal yang rumit," katanya. "Cukup beri waktu sejenak agar warga bisa bernapas dan makanan bisa masuk. Ini soal kehendak."
Kardinal Pierbattista juga menyampaikan pesan penting kepada dunia, bahwa meski kelelahan, warga yang ia temui tetap menunjukkan semangat hidup yang luar biasa.
"Mereka sangat bertekad untuk bertahan dan membangun kembali hidup mereka," tandasnya.
(ryn/mik)