Temuan Terbaru Kasus Kematian Misterius Diplomat Kemenlu Arya Daru

CNN Indonesia
Selasa, 29 Jul 2025 08:29 WIB
Kamar kos yang menjadi TKP temuan jasad diplomat Kemlu RI, Arya Daru Pangayunan, di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. (Dok. Humas Polres Jakpus)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polda Metro Jaya akhirnya akan merilis hasil autopsi kematian diplomat Kemenlu RI, Arya Daru Pangayunan atau ADP (39), Selasa (29/7).

"Besok [Selasa], Polda Metro Jaya akan mengumumkannya," ujar Komisioner Kompolnas Choirul Anam usai menghadiri rapat evaluasi penyelidikan kasus kematian bersama sejumlah pihak di Polda Metro Jaya, Senin (28/7) kemarin.

Menurutnya dalam rapat evaluasi penyelidikan itu telah didapatkan hal terang terkait kematian misterius diplomat yang jasadnya ditemukan di dalam kos lebih dari 20 hari lalu.

Mayat Arya ditemukan tewas dengan kondisi wajah tertutup plastik dan terlilit lakban warna kuning di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

"Hari ini [Senin] peristiwanya kemarin terang, dan tadi semakin terang ya. Nah, habis itu penyebab kematiannya juga udah jelas, tinggal diumumkan saja sama Polda Metro Jaya," kata Anam.

CNNIndonesia.com telah merangkum sejumlah fakta terbaru terkait kasus tersebut sebagai berikut:

Isi tas Arya di Rooftop Kemlu

Polisi membeberkan isi tas milik Arya yang sempat dibawa ke lantai 12 Gedung Kemlu, Jakarta Pusat pada malam hari sebelum ditemukan tewas keesokan harinya.

Dari hasil pengecekan penyelidik, tas milik Arya itu berisi sejumlah barang. Mulai dari laptop hingga beberapa pakaian yang ia beli sebelumnya.

"(Isinya) laptop, terus pakaian yang baru dibeli, terus ada beberapa obat-obatan ya yang korban bawa, terus ya pokoknya belanjaan yang baru dia beli, terus beberapa nota, terus beberapa alat-alat kantor lah," tutur Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Senin (28/7).

Reonald turut menyebut dalam tas itu juga ditemukan surat rawat jalan milik korban. Namun, Reonald tak membeberkannya secara rinci.

"Ada ditemukan surat rawat jalan beliau dari salah satu rumah sakit umum di Jakarta, tanggal saya lupa, tapi di catatan bulan Juni 2025. (Soal riwayat sakit) enggak bisa saya kasih tahu ya, karena itu masuk ke privasi," ucap dia.

Lakban kuning dibeli bersama istri di Jogja

Dari hasil penyelidikan, terungkap lakban warna kuning yang terlilit di wajah Arya ternyata dibeli korban bersama istrinya di Yogyakarta pada bulan lalu.

"Lakban tersebut dibeli pada akhir bulan Juni di Toko merah, Gedong Kuning, Yogyakarta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Senin.

Lakban warna kuning yang sama juga ada di rumah Arya yang ada di Yogyakarta. Lakban itu juga telah disita untuk didalami.

Sementara itu dari keterangan rekan kerja korban, lakban warna kuning tersebut biasa digunakan pegawai Kemlu yang berpergian ke luar negeri.

"Menurut keterangan rekan kerja ADP, bahwa lakban tersebut biasa digunakan pegawai kemlu yang berpergian keluar negeri, guna mempermudah mencari barang saat di bandara, mengingat fungsinya sebagai penanda karena warna yang mencolok," tutur Ade Ary.

Isi Chat

Polisi juga mengaku telah mengantongi isi chat atau komunikasi milik Arya sebelum ditemukan tewas. Isi chat itu berhasil diperoleh meski hingga saat ini ponsel milik Arya belum ditemukan.

"Walaupun handphone hilang, tidak menghambat dalam pengungkapan dan untuk menemukan fakta apa yang terjadi. Karena ada bukti digital cyber, yang dapat mengandalkan device lain, yang kebetulan terisi, ada handphone korban, WA, dan email-nya," tutur Reonald.

Reonald menerangkan isi chat itu diperoleh melalui email Arya yang terkoneksi dengan laptop. Hasilnya, diperoleh isi chat Arya dengan istri hingga rekan kerjanya.

Sempat ke mal di Jakpus

Tak hanya itu, polisi membeberkan Arya sempat pergi ke sebuah mal di wilayah Jakarta Pusat bersama rekan kerjanya sebelum ditemukan tewas.

Dari informasi yang dihimpun, Arya dan rekannya itu pergi ke Mal Grand Indonesia (GI), Jakarta Pusat pada Senin (7/7) malam atau satu hari sebelum ditemukan tak bernyawa.

"Rekan kerja yang pada saat itu sama-sama belanja di salah satu unit, salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta pusat," kata Reonald.

Kendati demikian, Reonald tak menjelaskan lebih lanjut ihwal aktivitas Arya dengan rekan kerjanya di selama di GI.

Reonald hanya membeberkan Arya kemudian sempat memesan taksi untuk mengantarkannya. Hal itu juga terkonfirmasi dari chat yang dikantongi penyidik.

"Sopir taksi yang mendapatkan orderan untuk mengantarkan orderan itu juga sudah diambil keterangan," ucap dia.

24 Saksi Diperiksa

Sebanyak 24 saksi telah dimintai keterangan oleh penyelidik gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dalam kasus Arya sejauh ini.

Reonald merinci dari 24 saksi itu, enam di antaranya merupakan pihak yang berasal dari indekos tempat tinggal korban, termasuk, penjaga kos tersebut.

Kemudian, satu saksi lainnya adalah istri dari Arya yang juga turut digali keterangannya oleh penyelidik. Penyelidik juga memeriksa tujuh orang saksi yang merupakan rekan kerja Arya di Kemlu.

"Empat saksi lainnya yang berhubungan dengan korban, termasuk sopir taksi dan dokter rawat jalan," ucap Reonald.

Selanjutnya, penyelidik juga turut meminta keterangan dari enam orang ahli. Namun, Reonald tak merinci siapa saja ahli yang dimintai keterangan.

Diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) ditemukan tewas dengan kondisi wajah terlilit isolasi atau lakban warna kuning di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Polisi juga belum menemukan indikasi pembunuhan dalam kasus ini.

Namun, untuk kepastian terkait penyebab kematian korban, masih menunggu hasil autopsi, termasuk hasil pemeriksaan histopatologi dan toksikologi. Teranyar, polisi mengklaim telah mengantongi hasil laboratorium forensik (labfor).

Dan, hasil autopsinya pun akhirnya akan diumumkan ke publik pada hari ini atau 20 hari lebih setelah temuan mayat eks diplomat yang pernah bertugas di bagian Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemenlu tersebut.

(dis/kid)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK