Menteri Luar Negeri Sugiono yang baru menjabat sebagai Sekjen Partai Gerindra memiliki harta kekayaan hingga Rp12,73 miliar.
Sugiono diketahui resmi menggantikan posisi Sekjen Partai Gerindra yang sebelumnya dijabat oleh Ahmad Muzani selama 17 tahun. Melalui penempatan itu, ia resmi meninggalkan posisinya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Dilansir dari laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sugiono melaporkan memiliki total harta kekayaan sebesar Rp12,73 miliar pada 19 Januari 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporannya, Sugiono tercatat memiliki total empat aset tanah dan bangunan yang tersebar di wilayah Bogor, Jakarta Selatan dan Bali dengan total nilai Rp8,564 miliar.
Selain itu, Sugiono juga melaporkan memiliki empat aset kendaraan senilai Rp1,4 miliar. Rinciannya mobil Honda Civic (1997) seharga Rp20 juta, Jeep Rubicon (2011) seharga Rp275 juta dan Toyota Alphard (2020) seharga Rp580 juta.
Selain itu, ia juga melaporkan kendaraan sepeda motor Honda GL1800DK (2020) seharga Rp525 juta. Seluruh aset tanah dan bangunan serta kendaraan itu dilaporkan hasil sendiri dan bukan hibah.
Selanjutnya, Sugiono juga mencatatkan kepemilikan surat berharga senilai Rp510 juta serta kas dan setara kas senilai Rp2,256 miliar. Ia melaporkan tidak memiliki harta bergerak lainnya serta utang, sehingga total kekayaan Sugiono mencapai Rp12,73 miliar.
Sugiono merupakan salah satu orang terdekat Presiden RI sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo.
Pada medio 2013 silam, Prabowo pernah menyanjungnya dengan sebutan 'kesatria jedi' seperti di film Star Wars.
Prabowo menyematkan sebutan itu ke Sugiono disandingkan dengan dua kader lainnya, Sudaryono dan Dirgayuza Setiawan.
Sugiono lahir di Takengon, Aceh pada 11 Februari 1979. Dilansir dari laman resmi Partai Gerindra. Ia mengenyam pendidikan dasar di SDN Takengon dari 1985 hingga 1991.
Lalu, ia melanjutkan pendidikannya ke pendidikan menengah pertama di SMPN 3 Banda Aceh dari 1991 hingga 1994.
Sugiono muda pun pergi merantau dari Aceh ke Magelang, Jawa Tengah untuk mengenyam pendidikan menengah atas pada 1994. Ia melanjutkan studinya di SMA Taruna Nusantara (TN).
Selama mengeyam pendidikan di TN, Sugiono seangkatan dengan Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono.
Bahkan mereka dilaporkan pernah bertarung memperebutkan posisi ketua OSIS SMA Taruna Nusantara saat itu.
Usai lulus SMA, Sugiono mendapat beasiswa dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengenyam pendidikan di kampus militer Norwich University, Amerika Serikat. Ia pun mulai mengenyam pendidikan di sana di jurusan Ilmu Komputer.
Usai lulus dari Norwich University, Sugiono melanjutkan pendidikan militer di TNI Angkatan Darat pada 2000.
Namun, sepak terjangnya di TNI AD hanya seumur jagung. Ia memutuskan pensiun dini dari TNI pada 2004 dengan pangkat terakhir Letnan Satu.
Sugiono beralasan keluar dari TNI karena melihat banyak kejanggalan di Indonesia, negara yang kaya sumber daya alam namun rakyatnya tidak sejahtera. Ia mendapat pandangan itu berkat kedekatannya dengan Prabowo.
Selain itu, Sugiono memutuskan pensiun dari TNI karena merasa kariernya sudah tertinggal dibanding rekan seangkatannya yang lain.
Sugiono sudah menjadi sekretaris pribadi (sespri) Prabowo Subianto saat masih berseragam tentara.
Usai pensiun dini dari TNI AD, Sugiono pun tidak lantas menganggur, ia masih melanjutkan kariernya sebagai sespri Prabowo.
Ia lalu menjadi kader Partai Gerindra saat partai dibentuk pada 2008. Dari sini lah perjalanan politik Sugiono dimulai.
Karier politik Sugiono cepat menanjak. Pada Pilpres 2019, Sugiono dipercaya menjadi direktur kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Setelahnya, Sugiono juga sempat duduk sebagai Ketua Fraksi Gerindra MPR RI (2021-2024) serta anggota sekaligus Wakil Ketua Komisi I DPR RI (2019-2024).
(tfq/isn)