Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan ada sekitar 150 ribu orang Indonesia yang bekerja di Kamboja.
Imin menyoroti fenomena itu sebab Kamboja adalah negara yang lebih miskin dari Indonesia.
"Itu sampai sekarang sudah di Kamboja saja sudah tidak kurang dari 150 ribu orang yang sudah di sana. Termasuk yang jualan Soto Madura di sana," kata Imin dalam Global Talent Day di Malang, Sabtu (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum PKB itu mengakui, secara fakta, Kamboja padahal lebih miskin dari Indonesia.
"Jadi yang bekerja orang Indonesia, yang jual makanan orang Indonesia, yang legal orang Indonesia, yang illegal orang Indonesia di Kamboja. Padahal Kamboja lebih miskin dari Indonesia. Lebih miskin negaranya," imbuh dia.
Imin berpesan kepada calon pekerja migran untuk betul-betul memverifikasi informasi lowongan kerja di luar negeri.
Ia mengatakan di media sosial banyak informasi lowongan kerja yang ternyata menjebak.
"Online itu sekarang sangat mudah mengakses sumber-sumber rekrutmen. Tapi jumlahnya sangat besar dan banyak yang hoax. Ini yang parah ini. Terakhir, kita menyelamatkan perdagangan orang ke Myanmar, Kamboja. Satunya lagi, ada tiga negara yang amat sangat besar jumlah rekrutmennya melalui Facebook," katanya.
Selain dari calon pekerja, ia mengatakan pemerintah daerah dan kementerian terkait punya tanggung jawab untuk terus memperbaharui informasi soal lowongan kerja.
Sehingga, masyarakat mendapat informasi lowongan yang benar dan terverifikasi.
"Ini pemerintah nggak boleh diam lagi lah. Jangan duduk-duduk di kantor, tapi tidak mampu menyajikan verifikasi. Kemarin ada yang rekrutmen melalui Facebook ke Myanmar dan Kamboja. Ujung-ujungnya disiksa di sana jadi pekerja online, penipuan online, scam," katanya.
"Nah, sampai diplomasi kita kewalahan, saya sendiri berangkat ke Kamboja, ketemu perdana menteri segala macem untuk bagaimana caranya," imbuh dia.