Sejumlah Rumah Alami Kerusakan Imbas Proses Disposal Mortir di Sleman

CNN Indonesia
Selasa, 12 Agu 2025 19:14 WIB
Kalaksa BPBD Sleman menyatakan biaya renovasi kerusakan pada rumah akibat disposal mortir seluruhnya ditanggung pemerintah kabupaten.
Ilustrasi mortir. Kalaksa BPBD Sleman menyatakan biaya renovasi kerusakan pada rumah akibat disposal mortir seluruhnya ditanggung pemerintah kabupaten. (AFP/Mahmud SALEH)
Sleman, CNN Indonesia --

Proses pemusnahan atau disposal mortir diduga peninggalan era Agresi Militer Belanda II di Glagaharjo, Sleman, DIY dilaporkan memicu kerusakan pada sejumlah bangunan rumah sekitar lokasi, Selasa (12/8).

Proses disposal atau pemusnahan mortir seberat hampir 400 kilogram ini dilakukan di sebuah kawasan lembah daerah Besalen, Glagaharjo, Sleman.

Ini adalah kali kedua upaya penonaktifan dilaksanakan setelah tindakan serupa tak membuahkan hasil, Senin (11/8) kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Raden Haris Martapa menuturkan, sedikitnya delapan rumah milik warga terdampak proses disposal oleh Tim Jibom Gegana Satbrimob Polda DIY siang tadi.

Menurut Haris, dampak kerusakan tergolong minor, berupa genteng hingga kaca jendela pecah.

"Jadi ini memang ada kerusakan kecil-kecil ya, ada yang gentengnya dua (pecah), ada yang kacanya pecah kecil itu, kemudian ada galvalum satu, ini sedang diidentifikasi, hari ini kita targetkan langsung kita dandani (benahi), kita perbaiki. Dan, ini kita update terus," kata Haris.

Haris memastikan biaya renovasi kerusakan pada rumah seluruhnya ditanggung pemerintah kabupaten setempat. Dia juga menekankan proses disposal pada kemarin dan sore ini tak sampai melukai warga.

Sementara itu, Dansat Brimob Polda DIY, Kombes Pol Edi Sinulingga menyatakan sebelum proses disposal pihaknya telah berkoordinasi dengan masyarakat setempat perihal potensi dampak kerusakan yang ditimbulkan dari proses pemusnahan amunisi tersebut.

Masyarakat, sepenuturan Edi, juga sudah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman atau di luar radius 300 meter dari titik disposal.

"Karena barangnya besar, dan jujur saja, Sat Brimob Polda Jogja itu baru kali ini melakukan disposal menerima laporan dari masyarakat temuan bom seberat ini," imbuh Edi.

"Dan memang kita juga waktu mengevakuasi dari lokasi (penemuan), itu mempertaruhkan nyawa operator-operator jibom, karena itu (evakuasi) manual," sambungnya.

Hasil identifikasi, mortir ini memiliki berat sekitar 350 kilogram dengan panjang 180 centimeter.

Sebelum disposal hari ini, kata Edi, pihaknya bahkan sempat meminta bantuan pasukan-peralatan kepada Tim Gegana dan Jibom Mako Brimob Kelapa Dua Depok karena gagal menonaktifkannya kemarin.

"Tapi kami coba sekali lagi, dengan perlengkapan kita yang ada, ternyata meledak. Cukup steril, aman, efeknya memang efek ledakan. Efek ledakan itu getaran. Getarannya yang membuat beberapa rumah genteng pecah dan kaca. Selebihnya kita pastikan steril," paparnya.

Edi juga tak menampik serpihan imbas proses disposal ini yang terlontar hingga jarak 200 meter dari titik pemusnahan. Petugas telah melakukan penyisiran dan mengamankan material-material sisa tindakan.

"Berhasil, (disposal) sudah berhasil diledakkan, semua sudah kita amankan, sudah steril. Kalau masyarakat mau beraktivitas di belakang pun sudah dipastikan aman," pungkasnya.

Sebelumnya, Tim Jibom Gegana Satbrimob Polda DIY gagal melakukan disposal setelah empat kali melakukan upaya penonaktifan, Senin (11/8) kemarin. Benda ini sendiri ditemukan di daerah Umbulmartani, Ngemplak, Sleman pada Minggu (10/8).

Proses pemusnahan membuat warga di Glagaharjo dan Wukirsari untuk sementara waktu harus diungsikan demi keselamatan mereka.

(kum/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER