Keluarga Prada Lucky di Kupang Bersedia Didampingi LPSK
Keluarga dari mendiang Prada Lucky Chepril Saputra Namo bersedia untuk mendapatkan pendampingan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Permohonan permintaan kepada LPSK disampaikan pihak keluarga melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi NTT.
"Saya sudah mengajukan permohonan (pendampingan ke LPSK) melalui dinas perlindungan perempuan dan anak Provinsi (NTT) sejak beberapa hari yang lalu," ujarnya.
"Memang dari awal saya pribadi sudah meminta langsung kepada LPSK untuk mendampingi saya dalam mendalami proses Prada Lucky," sambung Sepriana Paulina Mirpey kepada wartawan Jumat (15/8) usai bertemu di pihak LPSK di rumah mendiang.
Lihat Juga : |
Dia menuturkan dari permintaan tersebut, pihak LPSK pun telah menyetujui untuk membantu melakukan pendampingan kepada keluarga korban.
Sepriana bilang pihak keluarga juga sedang menunggu proses hukum yang sedang berjalan di internal TNI yang dilakukan Detasemen Polisi Militer.
Dan, sambungnya, itu sesuai dengan janji yang disampaikan oleh Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto. Saat berkunjung ke rumah duka beberapa waktu lalu, Budyakto berjanji pihak keluarga--termasuk orang tua Prada Lucky--yang akan mengusut dan memproses hukum seluruh pelaku yang berjumlah 20 orang.
Namun, Sepriana menjelaskan belum ada pemberitahuan resmi dari pihak TNI yang disampaikan kepada keluarga tentang proses hukum yang sedang berjalan saat ini.
"Kami hanya mendapat informasi-informasi dari media saja tapi dari institusi belum ada sama sekali," ujar dia.
Sementara itu Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias menjelaskan LPSK akan membantu pihak keluarga untuk korban mendapatkan hak-haknya.
"Membantu hak-hak korban dan saksi yang harus dipenuhi," kata Susilaningtias usai bertemu dengan keluarga korban.
Dia bilang harapan LPSK dalam pendampingan terhadap saksi dan keluarga korban dalam kasus kematian Prada Lucky agar proses hukum yang sedang berlangsung bisa dibuka seterang-terangnya dan adil bagi keluarga korban.
Susilaningtias mengungkap bahwa sebelum menemui pihak keluarga, LPSK telah lebih dahulu menemui beberapa pihal juga di Nagekeo.
"Kita memang (telah) ke Nagekeo untuk bertemu beberapa orang saksi saja," kata dia tanpa mengungkap pihak-pihak yang ditemui selama di Nagekeo.
Diakuinya dalam pertemuan dengan keluarga juga, orang tua korban masih menyampaikan keluh kesah atas peristiwa yang dialami Prada Lucky yang diduga mengalami penyiksaan sebelum meregang nyawa.
"Ibunya baru menyampaikan perasaannya, dan tanggapan keluarga sangat positif," jelasnya.
Sulistianingsih juga mengungkapkan komitmen untuk membantu dalam proses penegakan hukum atas kasus penganiayaan yang dialami Prada Lucky hingga tewas yang diduga dilakukan senior-seniornya sesama amggota TNI di dalam asrama Batalyon Teritorial Pembangunan 835/Waka Nga Mere, Nagekeo (Yon TP 835/WM).
Sementara itu informasi yang dihimpun menyebutkan dari 20 prajurit TNI yang telah ditetapkan sebagai tersangka, ada empat prajurit berpangkat Pratu yang telah di bawa ke Den Pom Kupang untuk menjalani penahanan.
Sisanya 16 orang masih berada dan ditahan di Sub Den Pom Ende untuk pemeriksaan lanjutan oleh penyidik gabungan dari Pom Dam IX/Udayana dan Den Pom IX-1/Kupang..
Kepala Penerangan Daeram Militer Udaya, Kolonel Inf. Chandra yang dikonfirmasi belum memberi respon permintaan konformasi CNN Indonesia.com melalui pesan singkat Jumat (15/8).
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo tewas diduga akibat alami penyiksaan yang dilakukan oleh seniornya di dalam asrama batalyon.
Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intesive Care Unit RSUD Aeramo, Nagekeo.
Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Kupang setelah dijemput oleh orangtua kandungnya yakni Serma Kristian Namo dan Ibunya Sepriana Paulina Mirpey pada Kamis (7/8).
Setelah dua hari disemayamkan di rumah duka, jenazah Prada Lucky dimakamkan pada Sabtu (9/8) dengan upacara kemiliteran.