Tragedi Raya, Komisi IX Ingatkan Akses Kesehatan di Desa Masih Lemah
Anggota Komisi IX DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Sukabumi, Zainul Munasichin, menyoroti kasus balita Raya (4) asal Sukabumi, yang harus meregang nyawa setelah tubuhnya dipenuhi cacing.
Zainul menyebut kasus balita Raya bukan tragedi biasa. Dia menilai kasus itu mesti menjadi peringatan serius terhadap kondisi fasilitas kesehatan masyarakat, khususnya di daerah pelosok.
"Saya sangat berduka atas meninggalnya ananda Raya. Ini bukan sekadar tragedi, tapi cermin masih lemahnya akses kesehatan di pedesaan, di daerah-daerah terpencil," kata Zainul dalam keterangannya, Kamis (21/8).
Zainul pun mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan pemetaan.
Dia menekankan pentingnya pendekatan jemput bola dalam upaya preventif dan kuratif. Zainul juga mengajak masyarakat untuk lebih proaktif melaporkan kondisi kesehatan warga di sekitarnya kepada aparat desa, puskesmas, atau dinas terkait.
Menurutnya, solidaritas dan kepekaan sosial dari masyarakat sangat diperlukan agar tidak ada lagi warga yang luput dari perhatian. Untuk itu, Zainul pun mengaku telah membuka posko pengaduan di daerahnya.
"Kami juga membuka posko pengaduan dan pelaporan di Dapil Sukabumi. Jika masyarakat menemukan warga yang membutuhkan bantuan, terutama terkait kesehatan, silakan langsung melapor kepada tim kami di lapangan. Kami siap menjembatani ke instansi terkait," kata dia.
Dia mengakui akan terus mengawal kebijakan dan anggaran yang berpihak pada peningkatan layanan kesehatan. Komisi IX DPR juga memastikan kasus serupa tidak kembali terjadi.
Anggota Komisi IX lain, Achmad Ru'yat mendesak Kemenkes memperkuat upaya pencegahan penyakit yang masih kerap mengancam masyarakat kecil.
"Cacingan ini bisa menyebar luas. Kemenkes harus hadir dengan langkah pencegahan sebelum penyakit ini merebak, termasuk edukasi kesehatan, perbaikan sanitasi, dan pemeriksaan kesehatan rutin bagi keluarga kurang mampu," kata Ru'yat di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip dari Antara.
Ru'yat pun meminta pihak terkait untuk menemukan penyebab utama kematian balita itu secara akurat.
"Memang, penyebab utama harus didiagnosis secara akurat, tetapi ini menunjukkan kondisi keluarga yang rentan dan minim perhatian kesehatan," ujar dia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan cacingan bukan penyakit baru. Akan tetapi, menurutnya, hingga kini penyakit itu masih menjadi persoalan serius karena erat kaitannya dengan sanitasi yang buruk dan lingkungan yang tidak sehat.
Ru'yat menilai pemerintah perlu turun tangan lebih serius agar kasus serupa tidak kembali terjadi. Sebab, menurut dia, kasus tersebut menjadi miniatur persoalan kesehatan masyarakat di akar rumput.
Ia menilai perhatian terhadap keluarga miskin yang sering menghadapi kondisi kesehatan tidak stabil, belum sepenuhnya optimal.
Ia lalu menegaskan komitmennya untuk terus mengawal dan menyampaikan isu kesehatan rakyat kecil, termasuk pencegahan penyakit menular yang kerap terabaikan kepada Kementerian Kesehatan, agar setiap anak Indonesia bisa tumbuh sehat dan terlindungi.
"Ini harus menjadi perhatian, terutama bagi Kemenkes, agar tidak hanya reaktif setelah ada korban, tetapi hadir dengan kebijakan preventif yang nyata di lapangan," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Raden Vini Adiani Dewi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kinerja Dinkes Jabar yang belum maksimal dalam kasus Raya.
Vini belum dapat menyimpulkan secara pasti penyebab Raya meninggal dunia. Saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan RSUD Syamsudin untuk mengetahui pasti penyebab meninggalnya R.
"Kami mohon maaf kepada masyarakat belum maksimal. Kasus ini jadi pembelajaran terutama bagi tenaga kesehatan kita yang harus kolaborasi dengan semua orang," kata Vini, saat dihubungi via sambungan telepon, Rabu (20/8).
(thr/antara/wis)