Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, memastikan pasokan air dari Bendungan Kedungombo di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) tetap terjaga untuk mendukung irigasi pertanian pada masa tanam (MT 1).
Volume air bendungan per Minggu (24/8) tercatat sebesar 472,39 juta meter kubik pada elevasi muka air 87,67 meter untuk memenuhi kebutuhan irigasi 64.364 hektare lahan pertanian. Pengaturan aliran air dari bendungan yang terjadwal diharapkan mendorong pola pertanian yang berkelanjutan, dengan menjaga keseimbangan penggunaan sumber daya air, meningkatkan efisiensi penggunaan dan mengurangi pemborosan air, serta meningkatkan produktivitas pertanian.
Kepala BBWS Pemali Juana, Sudarto mengatakan bahwa pengaturan distribusi air dilakukan berdasarkan SK Pola Tanam yang telah disepakati bersama petani, pemerintah daerah, dan Komisi Irigasi, dengan jadwal Musim Tanam I dimulai 1 September 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi apabila ada permintaan lanjutan kami siap, Bendungan Kedungombo dalam kondisi siap," kata Sudarto.
Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sidorejo, Maryoto menyampaikan bahwa komunikasi menjadi kunci kelancaran irigasi, baik dari tingkat petak hingga induk. Menurutnya, P3A selalu mengusung konsep demokratis dalam mencari solusi.
"Minimal tiga kali kami bertemu selama musim tanam. Kalau ada lahan yang padinya belum dipanen, diberi toleransi, begitu selesai langsung olah lahan," kata Maryanto.
Ketua Federasi Sistem Irigasi Waduk Kedungombo, Akrab, yang juga seorang petani, mengatakan bahwa setiap petani petak selalu berkoordinasi dengan kelompok di atasnya, sehingga aliran air merata dan terjaga.
Sementara dalam pemanfaatan aliran air irigasi Bendungan Kedungombo, juga dibentuk federasi untuk memastikan distribusi air berjalan dengan adil.
"Dulu sebelum ada sistem pengaturan, petani sering berebut air. Sekarang sudah tertib, tidak ada demo, semua diarahkan melalui musyawarah," kata Akrab.
Seluruh langkah ini pun sejalan dengan pernyataan Menteri PU Dody Hanggodo bahwa irigasi yang terpelihara adalah kunci ketahanan pangan nasional.
Sebelumnya, Menteri Dody menyampaikan bahwa keberlanjutan fungsi bendung dan saluran irigasi harus dijaga guna memastikan distribusi air yang efisien dan merata.
Dengan kapasitas tampung normal 561,2 juta m3, Bendungan Kedungombo berpotensi memberikan manfaat untuk mengairi daerah irigasi seluas 64.364 hektar yang mencakup Kabupaten Grobogan, meliputi Daerah Irigasi (DI) Sidorejo (6.038 ha), DI Sidorejo Kiri/Lanang (1.900 Ha), DI Sedadi (16.055 ha), DI Klambu Kiri di Kabupaten Demak seluas 20.646 ha, DI Klambu Kanan di Kabupaten Pati seluas 10.354 ha, dan DI Klambu Wilalung di Kabupaten Kudus seluas 7.872 ha.
Sistem irigasi teknis dari Bendungan Kedungombo dirancang memanfaatkan aliran Sungai Serang dengan daerah tangkapan 614 km2 untuk memastikan suplai air yang optimal, sehingga mendorong intensitas tanam dan hasil panen tiap tahun.
(rea/rir)