Bupati Sebut Warga NTT Protes Patok Kena Tembak Aparat Timor Leste

CNN Indonesia
Senin, 25 Agu 2025 21:20 WIB
Ilustrasi. Seorang warga Desa Inbate, TTU, NTT, terkena tembak saat memprotes aparat Timor Leste yang sembarang pasang patok perbatasan negara. (iStockphoto/Herwin Bahar)
Kupang, CNN Indonesia --

Seorang warga Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) dikabarkan ditembak orang tidak dikenal (OTK) di wilayah perbatasan Kabupaten TTU dan negara Timor Leste Senin (25/8).

Dugaan penembakan terjadi saat warga Desa Inbate mempertahankan batas negara dengan Timor Leste. Sejauh ini diduga penembakan dilakukan warga Timor Leste.

Inbate merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan districk Oecusse, Timor Leste.

Bupati TTU, Yoseph Falentinus Delasalle Kebo mengonfirmasi soal dugaan penembakan warga negaranya tersebut. Dia mengatakan peristiwa penembakan itu terkait dengan pemangan patok batas negara oleh pihak Timor Leste yang dituding mengambil wilayah Inbate di wilayah NKRI.

Dia mengatakan Paulus--warga Inbate yang jadi korban--diduga mendapat luka karena  tembakan dari Polisi Perbatasan Timor Leste (Unidade Patrullamentu Fronteira/UPF)

Falen mengatakan peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Senin pagi tadi, sekitar pukul 10.00 Wita. Saat itu warga desa Inbate, sekitar 15 kepala keluarga, memprotes aksi pemasangan patok yang dilakukan Polisi Perbatasan Timor Leste.

Dia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi karena pihak UPF dituding tidak mematuhi kesepakatan sebelumnya untuk tidak melakukan pemasangan patok perbatasan di patok 36 dekat Desa Inbate. Titik itu masih menjadi daerah sengketa antara RI dan Timor Leste, dan kini masih berstatus quo.

Di tengah keributan yang terjadi, katanya, personel UPF melepas tembakan peringatan, namun ada yang mengenai warga.

"Tadi pagi jam 10 itu pihak UPF yang pasang patok itu langsung dari patok 36 sehingga masyarakat ribut, karena ribut, karena panik mereka [UPF] keluarkan tembakan peringatan sebanyak enam kali," kata Falen dihubungi CNN Indonesia.com Senin (25/8) malam.

"Mungkin karena tembakan peringatan itulah kemudian ada yang kena di salah satu warga kita bernama Paulus," sambungnya.

Falen mengatakan untuk pemasangan patok, pihaknya sudah menyarankan agar dipasang bukan di patok 36. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Pada akhir pekan lalu, katanya, warga telah mengingatkan agar patok 36 yang masih bersengketa agar tidak dipasangi tanda perbatasan. Tetapi, peringatan itu dilanggar personel UPF, yang kemudian memunculkan reaksi masyarakat Desa Inbate.

Ketika keributan terjadi, sebab panik maka  UPF kemudian mengeluarkan tembakan sebanyak enam kali yang kemudian ada peluru yang menyasar ke salah satu warga bernama Paulus.

Dia mengatakan korban Paulus saat ini telah dilarikan ke RSUD Kefamenanu untuk mendapat perawatan medis. Dan korban terkena tembakan di bagian bahu sebelah kanan.

Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra dalam keterangannya membenarkan ada warga TTU yang terkena tembakan. Tapi dia belum bisa merinci ihwal kejadian tersebut.

"Iya benar, memang peristiwa (penembakan) itu ada tapi data detail belum kami terima," kata Henry dalam keterangannya dihubungi CNNIndonesia.com, Senin siang.

Saat dikonfirmasi, dia mengatakan, Kapolres TTU dan Dandim TTU sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi penembakan untuk mengetahui peristiwa pastinya.

"Nanti setelah ada laporan dari Kapolres akan kami sampaikan kepada media," jelas Henry.

Sementara itu Kapolres TTU, Eliana Papote yang dihubungi melalui saluran telepon dan pesan singkat belum merespons upaya konfirmasi dari CNNIndonesia.com.

Dari rekaman viral dengan durasi 12 detik, Berdasarkan video berdurasi 12 detik yang beredar pria yang tertembak tersebut terkena peluru di bagian bahu sebelah kanan.

Luka diduga akibat tembakan senjata api itu terlihat jelas dalam video tersebut tembus di bagian bahu dan ada sedikit darah menetes.

"Tam nok i, poi nok i (peluru masuk lewat sini, keluar lewat sini), " kata salah satu pria menggunakan Bahasa Dawan saat menunjuk bekas peluru di bagian bahu korban yang tertembus peluru.

Bahasa Dawan adalah yang digunakan masyarakat Suku Dawan atau Atoni di wilayah Pulau Timor bagian barat Indonesia, dan di Oecussi-Ambeno, Timor Leste.

Dalam video tersebut seorang pria menyampaikan konflik tersebut terjadi akibat pergeseran patok perbatasan RI-Timor Leste yang masuk sejauh 200 meter ke dalam wilayah Indonesia yang diduga dilakukan warga Timor Leste.

Mengutip dari detikBali, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, mendesak Pemerintah Timor Leste menindak tegas penembak warganya di perbatasan yang pertahankan patok RI.

"Semoga pelaku yang diduga berasal dari warga Timor Leste yang katanya menembak ini bisa segera ditangkap dan diproses hukum oleh Pemerintah Timor Leste sehingga konflik ini jangan berkepanjangan," kata Melki di Kupang, Senin 

Melki mengatakan baru mendapatkan kabar soal pertengkaran yang diduga karena perebutan tapal batas Indonesia-Timor Leste. Kabar itu masih ditelusuri lagi. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) TTU sudah berada di lokasi untuk melakukan pengecekan.

Melki berharap persoalan ini dapat dituntaskan oleh Pemerintah Timor Leste. Terlebih, negara berbentuk republik demokratik itu akan menggelar pertemuan perdagangan yang melibatkan banyak negara pada 28 Agustus 2025.

(eli/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK