Sebuah mobil dinas berpelat merah turut menjadi sasaran amukan massa aksis demo DPR RI di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat, Senin (25/8) malam.
Peristiwa itu terekam dalam sebuah video dan beredar di media sosial. Salah satunya diunggah akun Instagram @jakartabarat24jam.
Usut punya usut, mobil berpelat merah itu merupakan kendaraan dinas Lurah Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan, Muhammad Sidik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya mobil, Sidik dan sopirnya, Asep juga turut menjadi sasaran amukan massa. Beruntung, Sidik dan Asep berhasil selamat usai melarikan diri dari kepungan massa.
Saat dikonfirmasi, Camat Tebet, Dyan Airlangga membenarkan ihwal peristiwa yang menimpa Lurah Manggarai Selatan tersebut.
"Iya, benar adanya kejadian tersebut," ucap Dyan, saat dikonfirmasi, Selasa (26/8).
Kendati demikian, Dyan memastikan kondisi Sidik dalam keadaan aman dan sehat pasca-insiden dalam aksi demo tersebut.
Lebih lanjut, terkait rencana pelaporan ke pihak kepolisian, Dyan menyebutkan hal tersebut masih dalam proses pembahasan.
"Masih akan dibahas," ucap dia.
Berdasarkan informasi yang diterima, peristiwa bermula saat Sidik bersama sang sopir mengendarai naik mobil dinas berpelat merah melintas di Jalan KS Tubun. Saat itu, Sidik pulang dari kantor kelurahan menuju kediamannya di Tanah Abang Dalam, Jakarta Pusat.
Lantaran lalu lintas macet, mereka memutuskan untuk mengambil jalur alternatif melalui Jalan S. Parman. Namun, ssat melintas di Bundaran Slipi, mobil mereka dikejar massa yang mengira kendaraan tersebut milik anggota DPR.
Tak hanya itu, massa kemudian memprovokasi dan menyerang mobil tersebut dengan kata-kata 'mobil anggota DPR'.
Ketika itu, sopir sempat menabrak gerobak siomay di depan sebuah hotel untuk menghindari massa. Namun, upaya tersebut tidak berhasil karena kendaraan kembali terhenti usai menabrak sepeda motor.
Kemudian, dalam kondisi terdesak, sopir meminta Sidik keluar dari mobil untuk menyelamatkan diri. Meski sudah mengaku sebagai lurah, massa tetap menganiaya Sidik.
Tak hanya itu, sang sopir juga turut menjadi sasaran massa. Alhasil, keduanya kemudian berlari ke gang terdekat untuk berlindung.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu menyebabkan mobil dinas hancur serta dua ponsel seharga Rp25 juta, dompet dan barang pribadi hilang di dalam mobil raib.