Dwi Hartono Ternyata Pernah Terjerat Kasus Pemalsuan Ijazah

CNN Indonesia
Rabu, 27 Agu 2025 14:05 WIB
Dwi Hartono, tersangka dalang dalam aksi penculikan dan pembunuhan kepala cabang sebuah bank di Jakarta Pusat, ternyata pernah terjerat kasus pemalsuan ijazah. Dok. Istimewa via Detikcom
Jakarta, CNN Indonesia --

Dwi Hartono (DH), salah satu tersangka sekaligus dalang dalam aksi penculikan dan pembunuhan M Ilham Pradipta (37), kepala cabang sebuah bank di Jakarta Pusat ternyata pernah terjerat kasus pemalsuan ijazah.

Kasus pemalsuan ijazah yang menjerat Dwi itu terjadi pada tahun 2012 silam dan ditangani oleh Polrestabes Semarang.

"Iya benar di tahun 2012 terkait pemalsuan ijazah SMA," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena saat dikonfirmasi, Rabu (27/8).

Andika tak membeberkan secara rinci ihwal kasus yang menjerat Dwi tersebut. Ia hanya menyebut Dwi berperan memalsukan ijazah dan sudah dijatuhi vonis.

"Sebagai pelaku yang mengkondisikan pemalsuan ijazah tersebut. Informasinya sudah divonis kurang lebih 2 tahun penjara," ucap dia.

Berdasar laporan detikcom pada 2012, Dwi yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang ditangkap terkait kasus pemalsuan ijazah.

Dwi berperan sebagai manipulator nilai empat calon mahasiswa agar diterima di FK Unissula, meskipun lulusan jurusan IPS di SMA.

"Lewat bimbingan belajar bernama Smart Solution, dia (Dwi Hartono alias Feri) bisa membuat orang masuk ke universitas bahkan dengan mengubah ijazah IPS menjadi IPA," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Elan Subilan kala itu.

Pengungkapan kasus bermula dari laporan Dekan FK Unissula, Taifuqurrachman. Dalam perkembangannya, pihak rektorat dan yayasan melalui pelapor berencana mencabut laporan, namun ditolak oleh kepolisian karena kasus ini bukan delik aduan namun pidana murni.

Berdasarkan penyelidikan, diketahui aksi dari mahasiswa angkatan 2004 tersebut tidak hanya memalsukan ijazah. Namun juga menyediakan joki untuk mengerjakan tes masuk universitas.

Modus yang digunakan adalah mengikutkan joki untuk mengerjakan tes, lalu si joki memberikan jawaban kepada calon mahasiswa melalui pesan singkat menggunakan ponsel berbentuk jam tangan.

"Jadi modusnya menggunakan jam tangan canggih yang bisa digunakan untuk SMS dan telepon," ucap Elan.

Ilham Pradipta yang merupakan kepala kantor cabang pembantu (KCP) sebuah bank di Jakarta Pusat menjadi korban penculikan dan pembunuhan.

Jasad Ilham ditemukan di area persawahan di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8) pagi. Sebelum ditemukan tewas, korban diculik di parkiran sebuah pusat perbelanjaan kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (20/8).

Dari hasil pemeriksaan tim dokter, Ilham tewas karena kekerasan benda tumpul. Korban diduga juga mengalami kekurangan oksigen sebelum meninggal dunia.

Dalam kasus ini, polisi lebih dulu menangkap empat pelaku penculikan. Yakni yakni AT, RS dan RAH yang ditangkap di Johar Baru, Jakarta Pusat serta RW yang ditangkap di Bandara Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setelahnya, polisi berhasil meringkus empat terduga aktor intelektual di balik aksi penculikan dan pembunuhan tersebut. Yakni, DH, YJ dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah pada 23 Agustus 2025 sekitar pukul 20.15 WIB serta C ditangkap di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara pada pukul 15.30 WIB keesokan harinya.

Sementara untuk tujuh lainnya belum diketahui identitas. Polisi juga masih terus melakukan pendalaman, termasuk untuk mengungkap motif di balik kasus ini.

(gil/gil)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK