Massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Aceh menggelar unjuk rasa di depan Kantor DPR Aceh, Senin (1/9). Mereka menuntut adanya Reformasi lembaga DPR dan Polri.
Pantauan CNNIndonesia.com di lapangan, unjuk rasa tersebut di mulai pukul 15:30 WIB. Peserta juga membawa bendera bulan bintang lalu dikibarkan di depan anggota kepolisian yang berjaga di gedung DPR Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa yang mengibarkan bendera tersebut juga meneriakkan 'Aceh Merdeka' berulang kali dan sempat memaksa untuk menaikkan di tiang bendera halaman kantor DPR Aceh.
Namun, rencana tersebut dicegah polisi dan koordinator lapangan aksi. Hingga pukul 19:00 WIB, sejumlah orang masih bertahan di depan gedung DPR Aceh sembari membakar ban dan sampah.
Terlihat aparat kepolisian juga masih berjaga di depan pagar DPR Aceh.
Aparat kepolisian membubarkan massa yang berujung kericuhan di depan gedung DPR Aceh sekitar pukul 19:30 WIB. Massa sempat melempari aparat.
Polisi tanpa seragam mengejar massa hingga ke area markas Kodam Iskandar Muda. Terlihat 3 pengunjuk rasa yang diamankan polisi.
Ketiganya dibawa ke dalam gedung serbaguna DPR Aceh.
"Ada 3 orang. Tapi mereka akan kita pulangkan lagi," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Joko Heri Purwono.
Sebelumnya Koordinator Lapangan Misbah Hidayat menyebutkan aksi ini membawa tuntutan reformasi DPR dan Polri serta penolakan kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.
"Ini murni gerakan aspirasi rakyat, bukan gerakan anarkis," kata Misbah.
Dia menjelaskan, tuntutan lainnya yang mereka suarakan melalui aksi demo termasuk penolakan pembangunan tambahan lima batalyon di Aceh, pengusutan tuntas pelanggaran HAM di Indonesia, hingga penyelesaian persoalan pertambangan bermasalah.
(fra/dra/fra)