Pemprov Jatim Modifikasi Cuaca Cegah Dampak Cuaca Ekstrem

CNN Indonesia
Selasa, 16 Sep 2025 04:00 WIB
Pemprov Jawa Timur melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda sejumlah wilayah di Jatim.
Ilustrasi. Pemprov Jawa Timur melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda sejumlah wilayah di Jatim. (Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Surabaya, CNN Indonesia --

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda sejumlah wilayah di Jatim.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto, mengatakan operasi ini dilakukan usai koordinasi antara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dilakukan koordinasi antara Ibu Gubernur dan Kepala BNPB, sehingga diputuskan pelaksanaan operasi modifikasi cuaca," ujar Gatot saat dikonfirmasi, Senin (15/9).

Gatot juga mengimbau masyarakat untuk rutin memantau prakiraan cuaca. Sebab, cuaca ekstrem berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, hingga angin puting beliung.

"Mengingat adanya potensi hujan intensitas sedang hingga lebat, kami mengimbau warga agar waspada dan memantau prakiraan cuaca secara berkala," tuturnya.

Sebelumnya, BPBD Jatim telah menetapkan status siaga di 38 kabupaten/kota sebagai langkah antisipasi. Hal ini merespons prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda yang menyebut cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 22 daerah di Jatim.

"Dari BPBD Provinsi Jawa Timur, kami menindaklanjuti kepada seluruh kepala BPBD kabupaten/kota untuk bersiaga. Namanya ramalan bisa berubah, jadi kami siagakan di 38 kabupaten/kota," kata Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jatim, Sriyono, di Surabaya, Sabtu (13/9).

Sriyono menegaskan, seluruh perlengkapan dan logistik sudah didistribusikan ke daerah. Peralatan seperti tenda, perahu, hingga kebutuhan makanan telah disiapkan. BPBD kabupaten/kota juga akan siaga 24 jam.

BMKG Juanda memprediksi cuaca ekstrem dapat memicu bencana seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es. Potensi itu diperkirakan berlangsung hingga 17 September 2025.

Saat ini, wilayah Jawa Timur masih berada dalam musim kemarau. Namun dalam sepekan ke depan, diperkirakan terjadi peningkatan cuaca ekstrem yang berdampak signifikan pada aktivitas masyarakat.

BMKG menjelaskan, fenomena ini dipicu oleh gangguan gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency.

Wilayah yang diperkirakan terdampak bencana hidrometeorologi meliputi Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Batu, Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

Masyarakat di daerah dengan topografi curam atau bergunung diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang.

(frd/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER