Djamari Chaniago dilantik menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) menggantikan Budi Gunawan.
Setelah reshuffle pada Senin (8/9) lalu, posisi Menko Polkam yang ditinggalkan BG diisi secara ad interim oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Djamari merupakan Purnawirawan TNI. Ia merupakan lulusan Akabri 1971, tiga tahun di atas Prabowo dan Sjafrie yang merupakan lulusan 1974.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama menjadi prajurit, Djamari pensiun dengan berpangkat Letjen. Ia berasal dari kesatuan Infantri - Baret Hijau Kostrad.
Ia pernah menduduki sejumlah di militer. Pertama, ia menjabat sebagai Panglima Daerah Militer III/Siliwangi pada 1997-1998.
Setelahnya, ia dipercaya sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada 1998-1999, saat itu ia menggantikan Johny Lumintang yang menggantikan Prabowo.
Kala itu, ia juga duduk sebagai anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) bersama Subagyo Hadisiswoyo, Fachrul Razi, SBY, hingga Agum Gumelar.
DKP merupakan dewan yang memutuskan Prabowo terbukti melakukan pelanggaran terlibat dalam operasi penculikan sejumlah aktivis pada 1997-1998. Dalam putusannya, DKP memecat Prabowo dari ABRI pada 1998.
Setelah menjabat Pangkostrad, Djamari dipercaya sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 1999-2000. Lalu setelahnya ia pun mengisi kursi Kepala Staf Umum TNI pada 2000-2004.
Setelah menjabat sebagai Pangkostrad selama satu tahun, kemudian ia dipercaya sebagai Wakil KASAD dan sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.
Usai pensiun, Djamari kemudian mengemban tugas sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang sejak 2015.