Prabowo Mengaku Ditelepon Banyak Kepala Negara Setelah Pidato di PBB
Presiden RI Prabowo Subianto mengaku menerima panggilan telepon dari sejumlah pemimpin negara setelah berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) lalu.
Ia mengatakan sejumlah kepala negara menelepon, bahkan ada yang mendatanginya langsung. Mereka, klaim dia, menyatakan terkesan oleh sikap Indonesia yang disampaikan dirinya.
Prabowo secara spesifik menyebut sikap Indonesia terhadap konflik di Gaza menjadi salah satu poin yang disorot kepala negara lain.
"Beberapa kepala negara menelepon saya, ada yang datang juga ke saya," ujar Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (27/9).
"Mereka terkesan oleh sikap Indonesia yang benar-benar ingin mencari titik tengah, kita ingin mencari penyelesaian yang substantif," lanjutnya yang baru tiba dari safari kunjungan ke luar negeri tersebut.
Prabowo juga mengabarkan Indonesia mendapat sambutan baik di berbagai forum selama Sidang Umum PBB. Ia bahkan merasa pesan-pesan yang disampaikan dalam pidatonya disambut positif pemimpin dunia.
Selain itu, ia memastikan berbagai pertemuan yang digelar dengan negara lain selama kegiatan Majelis Umum PBB berjalan produktif dan menghasilkan kesepakatan positif.
"Ktia dapat sambutan yang baik di mana-mana dan alhamdulillah pertemuan-pertemuan di PBB sangat produktif," ujar Prabowo.
"Saya kira juga pesan-pesan yang saya sampaikan dalam sambutan saya di PBB juga diterima dengan positif oleh banyak pemimpin," lanjutnya.
Prabowo baru saja kembali ke Indonesia usai melakukan lawatan kenegaraan ke empat negara selama enam hari terakhir. Lawatan itu menyambangi Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda.
Berbagai agenda pertemuan dan forum diikuti oleh Prabowo sepanjang kegiatan itu, mulai dari pidato di sidang umum PBB, mendatangi pameran, sampai pertemuan bilateral.
Ia juga bertemu dengan sejumlah tokoh dunia dan pemimpin negara lain, seperti Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Bill Gates, Presiden FIFA Gianni Infantino, Sekjen PBB Antonio Guterres, hingga Raja dan Ratu Belanda.