Musala Ponpes Sidoarjo yang Ambruk Diduga Tak Punya IMB
Gedung musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang ambruk pada Senin (29/9) sore diduga tak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
Hal itu diungkapkan Bupati Sidoarjo Subandi saat meninjau lokasi. Ia mengatakan pihaknya telah mencari IMB bangunan tersebut, namun pesantren kemudian diduga tak mengantonginya.
"Ini saya tanyakan izin-izinnya mana, tetapi ternyata enggak ada. Tadi ngecor lantai tiga, karena konstruksi tidak standar, jadi akhirnya roboh," kata Subandi, Selasa (29/9).
Ia pun menyayangkan hal itu. Menurutnya banyak pesantren lebih mendahulukan pembangunan dan mengesampingkan faktor perizinan. Akhirnya gedung jadi tak sesuai standar.
"Jadi banyak pondok itu kadang bangun masjid, pondok, kadang dia tidak mengurus IMB-nya dulu, langsung bangun. Baru selesai [membangun], izin-izin ini baru selesai termasuk IMB ini harus dilakukan dulu agar konstruksi sesuai standar," ucapnya.
Sementara itu, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib mengaku tak tahu menahu soal IMB musala yang ambruk tersebut.
"Lah itu enggak tahu. Saya kira enggak lah. Di sini semuanya sama," kata Mujib tanpa mendetailkan lebih lanjut.
Mujib sebelumnya membeberkan bahwa musala ambruk di ponpesnya terjadi di tengah proses pengecoran atap. Bagian itu yang kemudian jebol dan telah menewaskan satu orang.
"Ini pengecoran yang terakhir saja. Itu jebol. Ya hanya itu," kata Mujib ditemui di lokasi, Senin (29/9). "Sepertinya penopang cor itu tidak kuat. Jadi seperti menopang ke bawah," kata dia.
Mujib mengatakan, pegecoran atap itu sudah dilakukan sejak Senin pagi. Namun ia mengaku tak tahu kapan hal itu rampung dilakukan karena ia sendiri tak berada di lokasi saat kejadian.
"Iya itu enggak tahu. Mungkin sudah selesai. Tapi memang enggak tahu. Soalnya ngecor mulai dari pagi," ucapnya.
Meski dalam proses pembangunan, musala itu ternyata sudah difungsikan untuk salat berjemaah. Hampir seluruh santri putra mengikuti kegiatan itu.
"Ya, mestinya semua [santri salat]. Cuman kan waktu asal itu kan banyak yang istirahat. Banyak yang masih kegiatan keluar musala itu tadi," ujarnya.
Hingga Senin (29/9) malam, korban musala asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang ambruk jadi 87 orang. Satu di antaranya meninggal dunia.
Dari jumlah itu 38 korban luka dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, 4 di RS Delta Surya, sedangkan 45 korban dilarikan di RS Islam Siti Hajar.
(frd/chri)