Ratusan wali santri melaporkan kehilangan anak mereka setelah bangunan musala ambruk di asrama putra Pondok Pesantren Al Koziny, Buduran, Sidoarjo, pada Senin (29/9).
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sekdaprov Jatim) Adhy Karyono mengatakan, jumlah laporan yang masuk mencapai 172 orang. Namun sebagian laporan tersebut sudah menemukan titik terang.
"172 [laporan masuk], tapi sudah sebagian, sudah bertemu. Dan ada 300 lebih keluarga yang ketemu anaknya itu kembali ke rumah pulang," kata Adhy saat meninjau lokasi kejadian, Selasa (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Adhy mengatakan saat ini masih ada korban yang belum bisa dievakuasi. Tim SAR Gabungan tengah berupaya mengevakuasi tujuh orang santri yang terjebak di reruntuhan. Seluruhnya masih terpantau dalam kondisi hidup.
"Yang masih hidup dan terdeteksi ada tujuh lagi, ada satu sektor yang di belakang satu orang, kemudian di tengah satu orang, di samping kanan lima orang. Itu terdeteksi masih komunikasi," ujarnya.
Untuk menjaga kondisi para korban, tim SAR telah menyalurkan makanan, minuman dan oksigen agar mereka bisa bertahan hingga proses evakuasi berhasil dilakukan.
"Kita kasih suplai minum, makan, kemudian kasih oksigen," ungkapnya.
Adhy menegaskan, proses penyelamatan dilakukan dengan sangat hati-hati. Penggunaan alat berat tidak diterapkan karena dikhawatirkan getarannya membuat reruntuhan tak stabil, hal itu justru membahayakan korban maupun petugas.
"Fokus hari ini kita belum menggunakan alat berat karena kalau dilakukan alat berat, maka pergeseran itu menjadi malah mencelakakan ya, baik petugas maupun yang dievakuasi," terangnya.
Ia memastikan, tim terus bekerja keras agar tujuh santri yang masih terjebak segera bisa diselamatkan.
"(Evakuasi dilakukan) sampai yang tujuh itu dia (berhasil dievakuasi). Golden time-nya kita tidak terlalu lama ini soalnya," tandasnya.
Bangunan musala tiga lantai di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.
Saat kejadian, diketahui ada puluhan hingga ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Berdasarkan data Kantor SAR Surabaya hingga Selasa pagi, terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah tersebut, 99 orang berhasil diselamatkan, dimana 8 orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian. Sementara itu, satu orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
(frs/gil)