Prabowo Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2025 08:17 WIB
Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta, Rabu 1 Oktober 2025. (CNN Indonesia/Muhammad Naufal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menghadiri upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober di Monumen Lubang Buaya, Jakarta.

Pantauan CNNIndonesia.com, Prabowo dan Gibran memasuki lapangan upacara sekitar Pukul 08.00 WIB.

Bertindak sebagai Komandan upacara 1 ialah Kolonel Pnb Amry Taufany, Komandan upacara 2 Kolonel Inf Didin Nasruddin Darsono, dan perwira upacara Brigjen TNI Fitriana Nur Heru Wibawa.

Turut hadir juga Panglima TNI Agus Subiyanto, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, dan tiga kepala staf TNI. Tampak juga Ketua Lembaga Negara lain, Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani, hingga Wakil Ketua DPD Yorrys Raweyai.

Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober biasanya diisi dengan upacara bendera sebagai simbol penghormatan terhadap jasa pahlawan yang gugur.

Upacara Hari Kesaktian Pancasila merupakan pelaksanaan amanat Keputusan Presiden No. 153 Tahun 1967 yang dahulu ditetapkan Presiden ke-2 RI Suharto.

Penetapan Hari Kesaktian Pancasila merupakan peristiwa yang tak terlepaskan dari peristiwa G30S pada 1965 menjadi salah satu peristiwa paling berdarah sepanjang sejarah Indonesia.

Peristiwa itu menewaskan enam jenderal dan seorang perwira ABRI yang kini dikenang dalam sejarah Indonesia dengan sebutan 7 pahlawan revolusi.

Selain itu, peristiwa tersebut juga diikuti pembantaian terhadap ribuan anggota PKI. Seorang sejarawan sekaligus Indonesianis asal Cornell University Amerika Serikat, Benedict Anderson memperkirakan setidaknya sekitar setengah juta orang dibantai.

Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI kematian para tujuh perwira TNI digambarkan secara sadis.

Mereka digambarkan disiksa sebelum dijebloskan ke Lubang Buaya, digambarkan dengan suasana kelam mewarnai penyiksaan, salah satunya oleh Gerwani yang terafiliasi PKI.

Namun, ada juga versi lain dari peristiwa tersebut. Salah satunya yang ditulis Benedict Anderson.

Lewat tulisannya 'How Did The Generals Die' yang diterbitkan pada 1987. Tulisan itu menampilkan hasil autopsi para Pahlawan Revolusi yang jasadnya ditemukan di Lubang Buaya.

Pada pokoknya, tulisan itu membantah apa yang digambarkan dalam film yang dibuat berdasarkan buku karya Nugroho Notosusanto itu.

Lewat tulisan itu, Ben mengatakan dokumen autopsi menyebut kondisi para jenderal tidak menunjukkan adanya penyiksaan.

(mnf/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK