Hasil Analisis Pakar: Konstruksi Bangunan Ponpes Sidoarjo Gagal Total

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2025 16:36 WIB
Hasil analisis pakar ITS menyatakan ponpes ambruk Sidoarjo merupakan kegagalan struktur. Semua penyangga totally collapse alias gagal total memberikan sanggahan
Hasil analisis pakar menyatakan ponpes ambruk di Sidoarjo merupakan kegagalan struktur. Semua penyangga totally collapse alias gagal total memberikan sanggahan.AFP/JUNI KRISWANTO
Sidoarjo, CNN Indonesia --

Basarnas dan ahli struktur bangunan menyatakan gedung tiga lantai termasuk musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengalami kegagalan konstruksi total.

Hal itu diungkap Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer saat konferensi pers di Posko SAR Gabungan di Sidoarjo, Rabu (1/10).

"Hasil analisis dari ITS [Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya] ini semua sudah kegagalan struktur. Struktur penyangga semua totally collapse atau gagal total untuk memberikan sanggahan," kata Emi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emi mengatakan kegagalan konstruksi secara total itu membuat struktur bangunan tak stabil dan rentan bergerak hingga dikhawatirkan menimbulkan runtuhan susulan.

Karena itu, kata dia, proses evakuasi korban memerlukan kehati-hatian ekstra. Sebab keselamatan korban yang masih terjebak dan petugas yang menolong adalah faktor utama.

"Ini diintervensi sedikit saja akan mengubah pola runtuhan dan rempetannya, mohon izin, saya memberikan gambar seperti spider web. Satu titik kita colek maka rembetan getaran itu bisa sampai ke semua sektor yang ter-connecting dengan bangunan tersebut," ucapnya.

Senada, Ahli Struktur Bangunan, Departemen Teknik Sipil ITS, Muji Hermawan mengatakan, gedung itu telah mengalami kegagalan struktur secara total.

"Kalau melihat kerusakan dan tingkat kerusakan itu merupakan kegagalan struktur, dan model kerusakannya sudah hancur semua baik kolom, balok, maupun pelat," kata Muji di Poskos SAR Gabungan.

Setidaknya ada empat lapis konstruksi yang ambruk dan membentuk tumpukan. Hal itu kemudian menyulitkan petugas untuk mengevakuasi korban yang terjebak di reruntuhan.

"Ini ada empat lapis lantai yang ambruk, collapse, ini menyusahkan teman-teman Basarnas untuk melakukan untuk mengakses ke lokasi," ucapnya.

Tak hanya itu, Muji menyebutkan, konstruksi bangunan yang runtuh itu juga terkoneksi dengan gedung-gedung di sekelilingnya. Kondisi itu makin memperburuk risiko yang dihadapi petugas.

"Jadi ada sebagian elemen-elemen struktur yang mencantol, berhubungan, join, connect dengan beberapa gedung di sebelahnya," ucapnya.

Saat ini, Muji tengah melakukan analisa lebih lanjut agar bangunan sekitar yang terkoneksi dengan gedung ambruk ini tak ikut terdampak, saat proses pengangkatan puing-puing untuk mengevakuasi korban yang masih terjebak.

"Kita juga mengamankan bangunan-bangunan di samping, supaya tidak ikut ambruk, sehingga nantinya kita akan bertahan dan kemudian kita potong dengan maksimum 1 ton dengan alat tangkar, dan tidak boleh ditarik, sampai itu rilis, sampai itu bebas, baru bisa diangkat," ujar dia.

Pancake model

Reruntuhan gedung tiga lantai musala Pondok Pesantren Al Khoziny itu disebut berjenis 'pencake model'.

Emi mengatakan, berdasarkan asesmen ahli, gedung yang terdiri dari tiga lantai utama, plus satu lantai atap coran itu mengalami kegagalan konstruksi. Material runtuhannya kemudian membentuk tumpukan yang dikenal dengan istilah 'pancake model'.

"Konstruksi bangunan yang utamanya dari empat lantai lalu kemudian akibat kegagalan konstruksi, ini jatuhnya adalah kegagalan konstruksi, kemudian berubah menjadi tumpukan atau istilah internasional itu pancake model," kata Emi.

Emi menuturkan, berdasarkan pengamatannya, arah atau pusat runtuhnya bangunan tersebut condong ke sisi kiri.

"Nah, dari pancake model ini kalau kita lihat gravity of center-nya itu ada di posisi seperti dia posisi ke arah kiri. Kalau kita lihat dari sisi sebelah kanan ya," ucapnya.

Ia menyebut, struktur bangunan yang ambruk juga tidak rata, melainkan memiliki perbedaan ketinggian di bagian lantai dasar. Kondisi itu membuat akses ke titik korban semakin sulit dijangkau.

"Kemudian, dari posisi trap yang ada di bawah ini ada perbedaan ketinggian antara level di bangunan bagian dasar. Sehingga pada saat posisi gravity of center yang ada di posisi tengah ini menutup akses, maka akses di sebelah tertutup sama sekali karena sudah sama-sama flat dengan lantai dasar," jelas Emi

Dengan kata lain, beban utama reruntuhan yang menekan ke bagian tengah bangunan membuat jalur penyelamatan ke sisi lain terblokir. Area yang berpotensi menjadi akses masuk petugas untuk melakukan evakuasi kini rata dengan lantai dasar, sehingga tidak ada ruang lagi bagi tim untuk bergerak.

"Sehingga untuk bisa mengakses ke ruangan sebelah, kita hanya bisa menggunakan dengan interaksi suara atau verbal dengan apa namanya voice panggilan, lalu juga kemudian dengan menggunakan flexible search cam yang kami bisa masukkan ke celah terkecil yang ada di himpitan main kolom," ucapnya.

Tak hanya itu, Emi menyebut, runtuhan kolom utama bangunan itu juga membentuk lengkungan U-shape atau menyerupai huruf u yang elastis. Hal itu menandakan bahwa bangunan tak sesuai standar.

"Dari konstruksi yang ada di kolom utama tengah itu posisinya hampir berbentuk U-shape," katanya.

"Artinya kalau kita melihat konstruksi dari sebuah bangunan secara standarnya adalah apabila dia mengalami kegagalan konstruksi harusnya dia patah. Bukan melengkung atau artinya kalau kita melihat ini adalah elastisitasnya sangat tinggi," kata dia.

Lengkungan yang elastis itu juga mengartikan kemampuan konstruksi bangunan tersebut tidak mampu menahan beban secara keseluruhan. Akibatnya banyak tercipta celah-celah sempit tempat korban terjebak yang sulit untuk diakses.

"Akibatnya adalah maka tercipta void, ruang celah-celah sempit, yang ada di dalam yang kesulitan untuk kita bisa akses," pungkasnya.

Gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.

Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Berdasarkan data sementara Kantor SAR Surabaya hingga Selasa (30/9) malam, terdapat 102 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Diperkirakan masih ada 91 orang yang terjebak di reruntuhan.

(frd/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER