Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memastikan bahwa hasil penelusuran sementara tidak menemukan adanya cemaran radioaktif di lokasi pabrik milik perusahaan eksportir cengkeh di Jawa Timur.
Perusahaan tersebut sebelumnya diduga oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) terpapar Cesium-137 (Cs-137).
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa tingkat radiasi di pabrik pengolah cengkeh PT NJS di Jawa Timur berada dalam kondisi normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekali lagi, untuk yang cengkeh di Surabaya. Hasil penelusurannya, kita tidak temui cemaran yang di pabriknya," kata Hanif usai penandatanganan kerja sama Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan standar karbon global Verra di Jakarta, Jumat (3/10) malam, seperti dilansir Antara.
Hanif, yang juga menjabat Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137, menjelaskan laporan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menunjukkan tingkat radiasi di lokasi pabrik berkisar 0,04-0,07 mikrosievert, angka yang dinilai berasal dari radiasi alam.
"Namun, kami masih menunggu yang re-impor, yang kemudian suspect yang dikembalikan dari AS itu seperti apa barangnya, itu baru tanggal 30. Sehingga dengan demikian, sebenarnya pabriknya aman," tambahnya.
Kondisi ini berbeda dengan temuan radiasi Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, yang kini sedang dalam tahap dekontaminasi.
Sebelumnya, kasus serupa terjadi pada produk udang beku yang diekspor oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS), di mana FDA AS juga melaporkan adanya kontaminasi Cs-137.
Menanggapi kasus Cikande, Satgas-yang diketuai Menko Pangan Zulkifli Hasan serta didukung KLH, Bapeten, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Tim Gegana Polri, kini sedang memproses pengangkutan material beradiasi tinggi ke lokasi penyimpanan sementara. KLH/BPLH juga telah menyegel kawasan pabrik yang diduga menjadi sumber cemaran di Cikande.
Menko Pangan Zulkifli pada Selasa (30/9) memastikan bahwa kontaminasi Cs-137 pada produk udang hanya terjadi di kawasan Cikande dan tidak menyebar ke rantai pasok nasional maupun ekspor.
Pemerintah saat ini terus mengupayakan dekontaminasi di berbagai titik, menyiapkan fasilitas penyimpanan sementara untuk limbah Cs-137, dan menangani kesehatan warga yang berisiko terdampak.
(wiw)