Korban keracunan massal diduga setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, merasakan mual, muntah, nyeri perut, diare, hingga sesak napas.
Kejadian dugaan keracunan tersebut terjadi pada Jumat (3/10) dan ratusan korban langsung dibawa ke sejumlah fasilitas kesehatan begitu menunjukkan indikasi keracunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rata-rata mual dan muntah, nyeri perut, napas rasa sesak, diare tapi sedikit," kata Kadis Kesehatan TTS, dr. R. A. Karolina Tahun, kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Sabtu (4/10) pagi.
Karolina mengatakan jumlah korban keracunan massal tersebut dari pendataan yang dilakukan hingga Jumat (3/10) pukul 18.00 WITA adalah sebanyak 331 orang.
Dia menjelaskan dari 331 korban keracunan, ada satu ibu hamil. Ibu hamil tersebut turut menjadi korban keracunan usai menyantap MBG yang diperoleh dari Posyandu Kota Soe.
Hingga Sabtu (4/10), Karolina mengklaim seluruh korban keracunan dalam kondisi stabil setelah mendapat perawatan medis dan telah diizinkan pulang.
Sebelumnya pada Jumat (3/10), sebanyak 331 siswa, anak, bayi dan ibu hamil diduga mengalami keracunan setelah menyantap makanan dari program MBG.
Kapolres TTS, AKBP. Hendra Dorizen mengatakan 331 orang tersebut berasal dari 12 lokasi yang mendapat jatah MBG yang disediakan oleh SPPG Kota Soe 1, yakni empat Sekolah Dasar (SD), dua taman kanak-kanak (TK), satu PAUD, satu SMA dan empat posyandu.
Dorisen mengatakan para korban mendapatkan makanan dari penyedia atau SPPG Kota Soe 1 yang berada di bawah Yayasan Peduli Timorana Mandiri. Berdasarkan data, SPPG tersebut melayani 3026 penerima manfaat di 12 lokasi itu.
Ratusan korban dibawa ke sejumlah fasilitas kesehatan dan dirawat, seperti Posko RSUD merawat 154 orang, posko Polres TTS 15 orang, Posko SD GMIT Soe 2 merawat 152 orang dan Posko Puskesmas Kota Soe merawat 10 orang.