BNPB Jelaskan Beda Data Jumlah Korban Ponpes Ambruk dengan Basarnas
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan klarifikasi soal perbedaan data dengan laporan Basarnas soal jumlah korban gedung ambruk Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
BNPB menegaskan perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan metode penghitungan antara jenazah utuh dan potongan tubuh atau body part.
Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono mengatakan pihaknya hanya mencatat jenazah utuh sebagai satu korban. Sementara, potongan tubuh (body part) dilaporkan secara terpisah agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam proses identifikasi.
"Kami sampaikan bahwa mungkin berbeda dengan yang dilaporkan melalui Basarnas. Karena kami penghitungannya adalah berdasarkan ketika itu lengkap maka kita akan sudah sampaikan bahwa identitas untuk satu badan jenazah itu sudah bisa teridentifikasi dalam arti miliknya satu orang atau satu nama," kata Hery Setiono, di Posko Kedaruratan, Sabtu (5/10) malam.
Menurutnya, pemisahan data dilakukan untuk menghindari potensi tumpang tindih saat proses identifikasi oleh tim DVI Polri.
"Kalau masih bodi part, yang kami nanti takutkan maka kami laporkan dalam bentuk tersebut bodi part supaya ketika nanti terjadi identifikasi ternyata bodi part beberapa itu yang adalah milik dari sebagian dari nama korban, sehingga nanti akan menimbulkan perbedaan angka," jelasnya.
Per Minggu malam (5/10) atau hingga hari ke-7 operasi pencarian, BNPB mencatat sudah 147 korban yang ditemukan, 104 di antaranya dalam kondisi selamat, sedangkan 43 korban meninggal dunia. Ada pula 4 potongan tubuh. Ada 20 korban yang belum ditemukan.
Dari jumlah tersebut, 8 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sementara lainnya masih menunggu hasil dari tim DVI Polda Jatim di RS Bhayangkara.
"Sesuai dengan yang disampaikan oleh DVI bahwa proses ini memakan waktu paling cepat 3 hari. Sehingga kita sama-sama bersabar untuk menunggu. Walaupun progresnya lama, tapi harapannya akan menjadi pasti," ujar Hery.
Sementara data Basarnas, per Minggu malam (5/10), total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 150 orang. Terdiri 104 dalam kondisi selamat, 46 meninggal dunia, empat di antaranya masih berupa potongan tubuh.
Sedangkan yang belum ditemukan berjumlah 17 orang. Jumlah itu masih akan bisa bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum bisa teridentifikasi saling berhubungan satu sama lain atau tidak
Gedung tiga lantai, termasuk musala, di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.
Saat kejadian, ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
(frd/pta)