Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan meminta penghentian sementara aktivitas di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo apabila ditemukan ketidaklayakan penggunaan bangunan oleh para ahli.
Ia mengusulkan itu demi keamanan bagi para santri yang tengah menimba ilmu di sana.
"Kalau enggak layak, tidak sesuai dengan standar, tidak sesuai SOP, ya sebaiknya dihentikan. Untuk apa? Untuk aman, nyaman bagi para santri," kata Amirsyah di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia meminta penghentian sementara hingga para ahli menyatakan bangunan tersebut layak digunakan, sesuai dengan SOP para ahli.
Amirsyah pun mendorong pemerintah mengevaluasi seluruh bentuk gedung, tak terbatas hanya pesantren.
Lihat Juga : |
"Karena ini kan sudah ada SOP, sudah ada standard operating procedure yang harus diikuti oleh semua pihak tanpa kecuali, tanpa pesantren. Rumahan dan lain-lain, perkantoran, apalagi pondok pesantren yang mendidik generasi muda," ucapnya.
Gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo ambruk beberapa waktu lalu.
Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan hingga hari kesembilan pencarian, total ada 67 korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan, termasuk delapan bagian tubuh (body part).
Buntut kejadian itu, bangunan lama Ponpes Al Khoziny turut miring imbas tertimpa sebagian material beton runtuhan sisi selatan gedung baru yang ambruk pada Senin lalu (29/9).
Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kolonel Inf Hery Setiono menjelaskan gedung lama yang miring dinilai rentan jika proses pengangkatan material runtuhan langsung dilakukan.
Karena itu, perlu ada penanganan khusus dengan metode teknik tertentu untuk mencegah peristiwa runtuh susulan.
"Kalau kita lihat secara langsung di lokasi, bangunan yang lama itu pun sudah miring," kata Hery saat konferensi pers di Posko Kedaruratan, Minggu malam (5/10).
Hari ini, gedung lama Ponpes Al Khoziny, telah dipastikan dalam kondisi aman oleh Ahli Struktur Bangunan, Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mujdi Irmawan bersama timnya.
Ia dan timnya berhasil melepaskan kolom beton gedung baru yang sempat menabrak konstruksi gedung lama di sisi selatan.
Kolom beton gedung baru yang ambruk itulah yang menyebabkan kemiringan pada gedung lama tersebut.
"Oh, yang terkoneksi, Alhamdulillah semalam kami sudah melepas kolom yang tertabrak yang miring kolomnya. Bahkan cantolannya sudah kita lepas. Dan kita berani membongkar semuanya. Alhamdulillah, semua selesai. Aman, kita lihat bangunannya masih berdiri dengan baik," kata Mujdi ditemui di lokasi kejadian, Selasa.
Mujdi memastikan kondisi bangunan lama saat ini aman. Walaupun demikian, dia bilang nantinya tetap akan dilakukan evaluasi menyeluruh setelah seluruh proses penanganan pascakejadian selesai.
"Ya, masih aman. Nanti kita evaluasi. Kalau kita lihat akibat keruntuhan saya sampaikan masih aman. Bahwa kemudian kita perlu evaluasi, yes, kita akan evaluasi setelah ini semua beres," katanya.
(mnf/wis)