Murid SMPN 2 Bandung, Jawa Barat, diduga mendapat tindakan atau ancaman perundungan (bullying) karena tak membayar sumbangan gelaran pentas seni (pensi) di sekolah tersebut.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung pun turun tangan mengklarifikasi kebenaran kabar tersebut ke pihak sekolah. Belakangan rencana pensi di SMP tersebut diundur.
"Sekarang diundur, sambil mau dievaluasi kembali dari sumber dananya. Saya minta kepala sekolah, kalau sifatnya pungli atau memberatkan orang tua, jangan dilaksanakan," kata Kepala Disdik Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, saat dihubungi via telepon, Selasa (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait kehadiran beberapa bintang tamu, Asep mengingatkan agar sekolah maupun panitia OSIS tidak mengambil langkah yang justru menimbulkan beban keuangan bagi siswa maupun orang tua.
"Saya menekankan ke sekolah, lebih baik memanfaatkan potensi seni yang ada di Kota Bandung, termasuk kreativitas anak sekolah itu sendiri. Kalau mengundang artis terkenal, itu kan ada konsekuensi biayanya besar, risikonya juga gede," ujar Asep.
Sebelumnya dikabarkan SMPN 2 Bandung berniat menggelar pensi yang menghadirkan tiga bintang tamu yakni HiVi, Perunggu Band, dan DJ Tenxi.
Salah orang tua anak kelas IX (sembilan) yang anaknya terlibat dalam kegiatan pensi tersebut mengaku anaknya diwajibkan memberikan sumbangan sebagai dana awal untuk kegiatan tersebut.
Ia mengaku dipatok untuk membayar uang urunan sebesar Rp500 ribu rupiah. Namun karena merasa keberatan, ia tidak memberikan uang tersebut kepada anaknya.
Singkat cerita, karena tidak menyanggupi untuk membayar, anaknya tersebut mengaku mendapat tindakan bullying dari panitia lainnya, yang juga kelas IX.
Menanggapi adanya pernyataan orang tua tersebut, pihak sekolah pun angkat bicara. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Taryono membenarkan adanya kegiatan Pensi tersebut. Dia bilang kegiatan Pensi tersebut akan di gelar di dalam sekolah, yang ada Jalan Sumatera, Kota Bandung.
Taryono mengonfirmasi bahwa kegiatan pensi itu dimundurkan dari jadwal semula, karena kegiatan sekolah akan mendekati asesmen atau ujian semester. Sehingga, sambungnya, murid-murid diminta berkonsentrasi untuk hal tersebut dulu.
"Rencana di tanggal 20 Desember tadinya, kemudian kita undur karena anak-anak ada opsi. Udah mau konsentrasi asesmen atau ujian semester lah ya. Jadi ada opsi dipindah ke tanggal 10 Januari 2025," katanya saat ditemui di SMPN 2 Bandung, Selasa ini.
Terkait dengan urunan atau sumbangan dana yang dikabarkan bersifat wajib, Taryono membantah hal tersebut. Taryono mengatakan tidak ada patokan untuk sumbangan dana tersebut.
Bahkan untuk urunan tersebut, sambungnya, disiapkan juga surat persetujuan dari orang tua. Taryono mengklaim seluruh orang tua panitia yang terlibat menyetujui usulan urunan tersebut.
Disinggung soal dugaan perundungan oleh para panitia siswa terhadap murid yang keberatan atas urunan tersebut juga dibantah Taryono. Ia mengaku sempat mengonfirmasi soal dugaan bullying tersebut kepada para panitia.
"Ya, kemarin hasil informasi sih, tidak ada. 'Kenapa sih harus, ada bully-bully, kan kalian sudah komitmen, ketika yang tidak sanggup bayar, atau hanya punya sekian, kalian kan mau subsidi katanya, dari kalian.' Enggak apa-apa, enggak ada. Oke lah, silakan introspeksi, dari kalian, pokoknya ini berita ini, ada, karena mungkin kalian salah ngomong', gitu," ungkap Taryono menceritakan kembali konfirmasinya ke pihak siswa panitia.
![]() |
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Bandung, Widyaningsih mengatakan kepastian bintang tamu yang dihadirkan masih opsional, karena menunggu hasil pengumpulan dana.
"Sempat saya tanya apakah nggak terlalu, ini lah gitu. (Panitia jawab) Ini belum pasti ini baru alternatif saja, mereka jadi opsional lah gitu, mungkin kalau uangnya cukup, ini, kalau misalnya dari, apa, sponsorship dari luar ya, nanti ini," katanya, saat ditemui di tempat dan waktu yang sama.
Terkait soal kehadiran musisi-musisi yang dihadirkan, dia mengaku tak tahu latar musik masing-masing. Ia hanya mengetahui jika bintang tamu yang dihadirkan yakni artis.
"Ya, saya kan enggak tahu. Ibu mah, orang jadul yang mungkin secara musik mah, ibu mah tidak terlalu. Ya, mungkin ini, artis saja. Kalau ibu mah tidak sampai detail, bahwa itu DJ, bahwa itu apa, gitu ya, itu hanya, ke [wakil kepala sekolah bagian] kesiswaan tolong didampingi, jangan sampai acaranya yang neko-neko lah, gitu ya, seperti itu, kalau ibu, dari sisi ibu ya, sebagai orang tua," katanya.
Nantinya, ia mengaku bisa saja pensi itu tetap berjalan tanpa menghadirkan bintang tamu, supaya tidak melakukan pungutan yang memberatkan siswa maupun orang tua siswa.
"Jadi kalau ini, ya sudah aja pensi yang ekskul, dengan dana yang terkumpul dari danus [dana usaha]. Silakan sesuai dengan kemampuan kalian lakukan seminimal mungkin, karena artis-artis di sini juga sebetulnya banyak yang bisa tampil banyak, kan dari kita, oleh kita, untuk kita tidak harus pakai bintang tamu itu," kata Widyaningsih.