Pemprov DKI Beber Lini Masa Penjurian Benyamin S Award
Ajang Benyamin S Award kini telah masuk dalam tahap penjurian final. Ada 10 kelurahan masuk dalam tahap ini.
Benyamin S Award adalah penghargaan yang ditujukan untuk kelurahan dengan kategori bersih, nyaman, indah dan sejahtera.
Lihat Juga : |
Kepala Biro Kerja Sama Daerah (Karo KSD) Pemprov DKI Jakarta Marulina Dewi menjelaskan awalnya ada 27 kelurahan yang masuk dalam penjurian awal.
Terdiri dari masing-masing lima kelurahan di lima kota dan dua kelurahan dari Kepulauan Seribu.
Setelah proses penjurian, mengerucut tinggal 10 kelurahan yang masuk penjurian final pada hari ini, Kamis (23/10).
"Acara puncak Benyamin S Award akan dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober," kata Marulina di Jakarta Pusat.
10 kelurahan yang masuk penjurian final adalah Slipi, Selong, Ancol, Gelora, Untung Jawa, Setu, Bali Mester, Rorotan, Glodok dan Cilangkap.
Lurah dari 10 kelurahan itu diberi waktu presentasi di hadapan juri yang di antaranya adalah Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Firdaus Ali, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota, Nirwono Yoga dan Pakar Tata Kota Yayat Supriatna.
Lalu Kepala Cities and Local Government Institute (CLGI) Bambang Susantono, Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) Endra Saleh Atmawidjaja dan Dewan Pembina CISDI Wicaksono Sarosa.
Marulina Dewi, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Suharini, Sekda DKI Jakarta Marullah Matali dan Wakil Gubernur Rano Karno hadir bergantian dalam proses penjurian.
Dalam kesempatan tersebut, Rano menegaskan Benyamin Award bukan sekadar ajang penghargaan bagi camat, lurah, dan masyarakat, melainkan gerakan membangun kampung yang menjadi bagian dari strategi besar penguatan sumber daya manusia (SDM) Jakarta.
"Dengan adanya Benyamin Award ini, kita sebenarnya sedang mengangkat martabat kampung. Meski namanya diambil dari tokoh budaya Betawi, Benyamin Sueb, namun makna dari kegiatan ini jauh lebih luas. Kita berbicara tentang bagaimana membangun manusia dari kampungnya, dari akar budaya yang menjadi jati diri kita," kata Rano.
(fra/yoa/fra)