Wali Kota Semarang Puji Kirab Budaya: Pawai Gunungan Tanda Rasa Syukur

Pemkot Semarang | CNN Indonesia
Senin, 27 Okt 2025 16:45 WIB
Ribuan warga Semarang meriahkan Kirab Budaya dan Pawai Gunungan Hasil Bumi untuk Hari Sumpah Pemuda 2025. Wali Kota mengapresiasi gotong royong masyarakat.
Foto: Arsip Pemkot Semarang.
Jakarta, CNN Indonesia --

Suasana meriah mewarnai Taman Tirto Asri, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, pada Minggu (26/10). Ribuan warga tumpah ruah mengikuti Kirab Budaya dan Pawai Gunungan Hasil Bumi dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 2025.

Acara dibuka langsung oleh Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, yang mengapresiasi semangat gotong royong warga dalam melestarikan budaya leluhur.

"Luar biasa keren (acaranya), karena dapat kita lihat dari suasana kebersamaan dan gotong royong masyarakat dalam upayanya melestarikan warisan budaya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kirab gunungan ini tidak sekadar pawai budaya biasa. Gunungan yang terdiri dari sayur-mayur, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya merupakan perwujudan rasa syukur warga kepada Tuhan dan leluhur yang telah mewariskan tanah subur, sekaligus sebagai pengingat bahwa pangan adalah fondasi dari segala cita-cita dan gerak pembangunan.

"Gunungannya isinya macem-macem, ada lombok, kacang panjang, terong, tomat, dan masih banyak lainnya. Melalui pawai gunungan ini saya bisa melihat kemandirian Kota Semarang atas pangannya," ujar Agustina.

BNR (6/15) - PEMKOT SEMARANG - OCT 25Foto: Arsip Pemkot Semarang.

Dalam kesempatan tersebut, Agustina memberikan apresiasi kepada masyarakat Kecamatan Mijen yang menghadirkan empat belas gunungan unik dalam even ini dan terlihat antusias mengikuti kirab budaya.

Dia mengaku bangga sebab dalam penyelenggaraannya, kanaval dan kirab melibatkan masyarakat Kecamatan Mijen secara luas, baik sebagai panitia, peserta, maupun penonton.

"Inilah uniknya (Kecamatan) Mijen. Acara kirabnya tidak cuma ditunggu, tetapi mereka juga mempersiapkan semuanya bareng-bareng, dan datang ke sini untuk memeriahkan. Gotong royong masyarakat, tidak pakai APBD sama sekali, sehingga menjadi momentum kebersamaan yang hangat," imbuhnya.

Selain menjadi ajang hiburan dan tontonan yang memikat, perarakan ini juga menjadi ruang interaksi lintas generasi, di mana kearifan lokal diwariskan kepada generasi muda.

"Apalagi momentumnya Hari Sumpah Pemuda, saya harap ini tidak berhenti menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan bagi generasi muda agar mereka makin mencintai budayanya, memahami akar tradisinya, serta menanamkan lagi spirit kebangsaannya," ujarnya.

BNR (6/15) - PEMKOT SEMARANG - OCT 25Foto: Arsip Pemkot Semarang.

Tidak hanya itu, Agustina mengatakan, kirab budaya mampu menjadi daya tarik wisata yang memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.

"Rencana awalnya, kan, Agustus, tetapi diundur karena dinamika politik saat itu. Ternyata penyelenggaraannya malah lebih bagus. Penontonnya banyak, UMKM-nya hidup, ekonomi berputar," tandasnya.

Karnaval dan kirab budaya pawai gunungan ini menjadi puncak rangkaian gelar budaya yang diselenggarakan di Kecamatan Mijen. Sebelumnya Sabtu (25/10) dilaksanakan acara kesenian Kuda Lumping Turonggo Cipto Budoyo dan Wayang on the Street.

Malam nanti, acara ditutup dengan dengan pagelaran wayang kulit sebagai bentuk konkret Kota Semarang yang terus melaju modern, tetapi tetap berakar pada budaya.

"Matur nuwun kepada Kecamatan Mijen beserta seluruh masyarakat yang telah mengemas peringatan Sumpah Pemuda ini dengan begitu semarak, penuh kreativitas, dan berjiwa lokal. Hari ini sudah hebat, semoga tahun depan tambah hebat lagi," tutupnya.

(ory/ory)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER