Dinkes Indramayu Gencarkan Pencarian Kasus TB, Fokus Wilayah Timur

Advertorial | CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2025 15:05 WIB
Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mempercepat upaya eliminasi Tuberkulosis (TB) dengan
Kegiatan ACF di Puskesmas Jatisawit: Foto: Arsip Pemkab Indramayu
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mempercepat upaya eliminasi Tuberkulosis (TB) dengan melaksanakan kegiatan Active Case Finding (ACF) atau pencarian kasus aktif TB. Program jemput bola ini menargetkan deteksi dini agar penularan penyakit dapat segera diputus.

Berbeda dengan pendekatan pasif yang menunggu pasien datang ke puskesmas, melalui ACF petugas kesehatan turun langsung ke lapangan untuk mencari kasus TB di tengah masyarakat.

Kegiatan dilakukan dengan menyasar berbagai lokasi berisiko tinggi, seperti desa, sekolah, lembaga pemasyarakatan (lapas), pondok pesantren, serta kawasan padat penduduk. Program ini mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan melalui pendanaan APBN Tahun 2025.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu menjelaskan bahwa ACF bertujuan untuk menemukan kasus TB secara dini, sehingga pasien dapat segera diobati dan rantai penularan dapat diputus.

Adapun sasaran utama kegiatan ACF meliputi kelompok masyarakat yang berpotensi besar terpapar TB, di antaranya:

1. Kontak serumah dengan pasien TB aktif.

2. Kontak erat sosial, seperti tetangga, kerabat, rekan kerja, atau teman sekolah.

3. Pasien dengan imunitas rendah, seperti penderita HIV, diabetes melitus (DM), pasien kemoterapi, pengguna obat penekan radang kronis, dan pasien cuci darah.

Kelompok dengan risiko kerusakan sistem pernapasan, seperti perokok, pekerja bangunan yang terpapar debu, serta pekerja pabrik dengan paparan bahan kimia.

Pada 2025, sebanyak 20 puskesmas di Kabupaten Indramayu melaksanakan kegiatan ACF. Fokus pelaksanaan diarahkan ke wilayah timur, mengingat kasus TB dan kusta lebih banyak ditemukan di kawasan tersebut, sedangkan kasus HIV cenderung lebih banyak di wilayah barat.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ACF, peserta yang hasil pemeriksaan rontgen dinyatakan baik, tidak memiliki gejala klinis TB, serta tidak memiliki kontraindikasi obat, akan diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).

Pemberian TPT bertujuan untuk melindungi kontak erat agar tidak berkembang menjadi penderita TB aktif.

Gejala klinis yang perlu diwaspadai meliputi batuk kronis, demam, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, lemas, hilang nafsu makan, keringat malam, sesak napas, atau pembesaran kelenjar di leher.

Kegiatan ACF tahun 2025 telah dilaksanakan sejak 29 September hingga 24 Oktober 2025 dengan hasil yang sangat menggembirakan.

Di mana dari target 150 peserta per puskesmas, pelaksanaan di 20 puskesmas berhasil mencapai 2.951 peserta, melebihi target yang telah ditetapkan.

Sementara itu, untuk sasaran warga binaan di lembaga pemasyarakatan dengan target 650 peserta, seluruhnya berhasil terlaksana 100%.

Beberapa puskesmas yang mencatat capaian tinggi antara lain Puskesmas Kerticala, Jatisawit, Juntinyuat, dan Pondoh. Total peserta ACF hingga rekap terakhir mencapai 2.977 orang.

Melalui kegiatan ACF dan pemberian TPT secara berkelanjutan, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan TB, demi mewujudkan Indramayu Sehat dan Bebas Tuberkulosis.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER