Mengenal Imogiri Lokasi Makam Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII

CNN Indonesia
Jumat, 07 Nov 2025 08:21 WIB
Jenazah Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII itu dimakamkan di Makam Raja Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakata, Rabu (5/11). (CNN Indonesia/Tunggul)
Jakarta, CNN Indonesia --

Raja Keraton Surakarta Hadiningrat yakni SISKS Pakubuwono XIII Hangabehi mangkat pada Minggu (2/11).

Jenazah Pakubuwono XIII itu dimakamkan di Makam Raja Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakata, Rabu (5/11).

Kompleks makam itu telah menjadi tempat peristirahatan para raja dari keturunan Mataram Islam dari mulai Yogyakarta hingga Solo selama ratusan tahun ini.

Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kompleks Makam Imogiri  terletak di Gunung Merak, Kabupaten Bantul. Kawasan itu juga dikenal masyarakat lokal sebagai Pajimatan.

Pajimatan berasal dari kata 'jimat' yang memiliki arti pusaka. Secara harafiah berarti adalah 'tempat untuk pusaka'.

Sultan Agung Raja Mataram Islam

Raja yang pertama dimakamkan di Imogiri adalah Sultan Agung yang merupakan pemegang takhta Mataram Islam. Selanjutnya, kompleks itu pun dilanjutkan keturunannya yang menjadi pemimpin Kerajaan Mataram Islam--lalu berubah jadi beberapa keraton di Yogyakarta dan Solo.

Mengutip dari detik.com, Sultan Agung mendirikan kompleks pemakaman ini saat pusat pemerintahan Mataram islam masih berada di Kotagede.

Peneliti Muhamad Chawari dalam Studi Kelayakan Arkeologi di Kompleks Makam Imogiri menulis Imogiri berasal dari dua kata yakni 'hima' yang berarti kabut dan 'giri' yang berarti gunung. Sehingga ketika kedua kata itu disatukan secara harafiah bermakna sebagai 'gunung yang diselimuti kabut'.

Gunung atau perbukitan atau dataran tinggi yang dijadikan lokasi pemakaman raja berakar pada kepercayaan Jawa pra-Hindu dan Hindu yang menganggap tempat tinggi sebagai kawasan sakral serta tempat bersemayam dari roh-roh leluhur.

Kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri adalah salah satu situs bersejarah yang sangat penting dalam perjalanan kerajaan Mataram Islam.

Mengutip dari laman Disbud Kota Yogyakarta, Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah raja Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645.

Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Pada masa kesultanannyalah pembangunan Imogiri dilakukan.

Gaya Arsitektur

Dalam gaya arsitekturnya, Imogiri memadukan gaya Hindu dan Islam.

Hal tersebut terlihat dari penggunaan bata merah tanpa semen yang disusun dengan teknik kovod dimana menggosok dua bata dengan sedikit air hingga keluar cairan pekat yang berguna sebagai perekat alami.

Adapun, tangga menuju ke puncak Imogiri berjumlah ratusan anak tangga dengan ukuran yang dibuat pendek agar memudahkan para peziarah yang memakai pakaian adat. Tradisi berpakaian adat masih dilestarikan sampai sekarang sebagai bentuk penghormatan kepada raja-raja Mataran yang dimakamkan disana.

Raja-raja yang dimakamkan di Imogiri

Ada beberapa tokoh, terutama raja, yang dimakamkan di kompleks pemakaman Imogiri.

Beberapa tokoh yang dimakamkan di sana adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo, Sunan Amangkurat II dan IV, Sunan Paku Buwono I hingga XII, Sultan Hamengku Buwono I hingga IX

Sejumlah kerabat dekat dan pejabat tinggi kerajaan dari Kasunanan Solo dan Kasultanan Jogja

Selain itu di dalam kompleks pemakaman juga dibagi menjadi tiga kelompok utama.

Pertama adalah kelompok Kedaton Sultan Agungan dan Pakubuwanan yang terletak di tengah yang di mana berisi makam raja-raja Mataram sebelum perjanjian Giyanti

Kelompok Bagasan-Girimulya di sisi barat yang menjadi tempat pemakaman raja-raja Surakarta.

Kelompok Kaswargan-Saptarengga di sisi timur yang diperuntukkan bagi raja-raja dari Keraton Yogyakarta

Di tempat ini, makam Sultan Agung ditempatkan di lokasi paling tinggi dan paling belakang di puncak Bukit Merak.

Hal ini menjadi lambang kedudukannnya sebagai tokoh yang dihormati.

(nat/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK