Polisi Dalami Dugaan Korban Adopsi Ilegal di Kasus Penculikan Bilqis

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2025 19:12 WIB
Satreskrim Polrestabes Makassar masih menyelidiki korban lain dalam kasus penculikan Bilqis Ramadhani.
Satreskrim Polrestabes Makassar masih menyelidiki korban lain dalam kasus penculikan Bilqis Ramadhani. (CNN Indonesia/Ilham)
Makassar, CNN Indonesia --

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Makassar masih menyelidiki kemungkinan korban lain dalam kasus penculikan Bilqis Ramadhani (4,5) setelah dijual dengan modus adopsi di grup Facebook.

"Yang jelas kita untuk pengembangan ke arah sana, kita masih dalam pendalaman. Baik terhadap tersangka sendiri, saksi-saksi, maupun terhadap yang lainnya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana, Senin (10/11).

Salah satu tersangka dalam kasus tersebut, inisial NH (29) Warga Sukoharjo, Jawa Tengah, berdasarkan pengakuannya tiga kali perantara adopsi ilegal dan sudah sering berkomunikasi dengan tersangka, MA (42) yang ditangkap di Jambi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia sudah transaksi, istilahnya sudah berhubungan dengan MA yang di Jambi itu sudah tiga kali. Sementara yang MA ini sudah sembilan kali (memperdagangkan anak)," ungkapnya.

Meski demikian, kata Devi, ada kemungkinan besar para tersangka melakukan perdagangan anak dengan jumlah yang lebih besar.

"Tapi tidak menutup kemungkinan, mungkin jumlah sebenarnya lebih ada lebih dari itu. Tapi kita masih melakukan pendalaman," katanya.

Menurut Devi, jaringan kasus penculikan Bilqis tersebut baru pertama kali terjadi di Makassar. Walaupun pihaknya telah mendapatkan laporan terkait dugaan penculikan anak tapi kasus itu hanya akibat permasalahan keluarga.

"Iya, kebanyakan anaknya di bawah umur, laporannya hilang, ternyata konflik keluarga, suami istri. Nah, awalnya itu. Cuman setelah kita lakukan pendalaman, ternyata tidak ada permasalahan keluarga. Makanya kita langsung atensi," jelasnya.

Seluruh tersangka dalam kasus ini, kata Devi, merupakan pelaku utama, yakni, SY (30), NH (29), MA (42) dan AS (36).

"Semua otak. Kalau tidak ada salah satu, tidak terjadi," katanya.

(mir/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER