Demi MBG, Siswa di Sumba Barat Daya Tetap Masuk Sekolah Meski Tak Fit
Hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) mampu mendorong para siswa untuk terus belajar di sekolah, seperti yang terjadi di SD Katolik Wee Pangali, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Salah seorang guru, Theresia Tamo Ina menyampaikan, ketika murid sedang kurang sehat, mereka tetap datang ke sekolah untuk menyantap MBG.
"Siswa tetap datang meskipun sedang kurang sehat. Mereka merasa menu MBG sangat mewah dan terlalu sayang untuk dilewatkan," kata Theresia pada Kamis (13/11).
Meski tidak dalam kondisi fit, siswa-siswi yang tengah menginjak usia mulai 7 sampai 11 tahun itu disebut antusias menerima ompreng MBG berisikan makanan yang disiapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Theresia mengakui, sejak program MBG menjangkau SD Katolik Wee Pangali mulai sembilan bulan lalu, terjadi perubahan besar yang dialami para siswa. Selain rajin masuk sekolah, semangat belajar para siswa pun semakin meningkat.
"Sebelumnya anak-anak malas berangkat sekolah, tapi setelah ada MBG, mereka menjadi semakin rajin masuk sekolah," ujarnya.
Menurut Theresia, dampak MBG terlihat jelas pada hari Sabtu. Sekolah yang dimiliki Yayasan Pendidikan Nusa Cendana ini menerapkan hari belajar Senin hingga Sabtu. Namun, karena tidak ada pemberian hidangan MBG pada hari Sabtu, maka jumlah siswa yang masuk sekolah pada hari itu lebih sedikit dibandingkan pada hari-hari lain.
"Karena itu kami berharap agar pada hari Sabtu juga diberikan MBG," kata Theresia.
Rata-rata orang tua siswa SD Katolik Wee Pangali bekerja sebagai petani lahan kering dengan kehidupan di bawah garis kemiskinan. Statistik mencatat bahwa pada 2024, terdapat 55 balita dengan berat badan kurang, 37 anak berbadan pendek atau stunting, dan 37 anak kekurangan gizi di Desa Wee Pangali.
(rea/rir)