Tiga Desa Terdampak Erupsi Gunung Semeru, 300 Warga Mengungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada tiga desa di dua kecamatan yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan tiga desa terdampak itu seluruhnya ada di wilayah Kabupaten Lumajang.
"Desa tersebut yaitu Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di kecamatan Pronojiwo, dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro," kata dalam keterangannya, Rabu (19/11).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu unsur terkait telah mengevakuasi warga ke tempat pengungsian.
Berdasarkan data sementara, tercatat ada sebanyak 300 warga mengungsi sementara waktu di dua tempat. Pos pengungsian tersebut tersebar di beberapa tempat, di antaranya Balai Desa Oro-oro Ombo sekitar 200 jiwa dan SD 2 Supiturang 100 jiwa.
"Selain itu, terdapat sejumlah warga dievakuasi menuju Balai Desa Penanggal. Namun pihak BPBD masih melakukan pendataan di lapangan," ucap Muhari.
Buntut erupsi tersebut, Pemerintah Kabupaten Lumajang akan menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, terhitung mulai 19 November hingga 26 November 2025. Hal ini diharapkan pos komando segera diaktifkan dan penanganan darurat bencana dapat berjalan secara efektif.
Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (19/11). Luncuran awan panas tercatat sudah mencapai 14 kilometer dan materialnya telah melewati jembatan Gladak Perak. Buntut peningkatan aktivitas itu, status Gunung Semeru pun dinaikan dari level Siaga ke level Awas.
"Pada pukul 17.00 WIB, kenaikan Tingkat Aktivitas Gunung Semeru dari Level III atau Siaga ke Level IV Awas," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Satriyo Nurseno.