Viral Bocah SD Naik KRL Subuh dari Parung ke Klender demi Sekolah

CNN Indonesia
Senin, 24 Nov 2025 20:06 WIB
Nasib Hafitar berubah setelah ayahnya meninggal dunia. Sejak itu, dia bangun pagi-pagi buta, mengejar kereta dari Stasiun Parung menuju Klender untuk sekolah.
Hafitar, siswa SD yang tinggal di Tangerang, viral setelah terekam video berangkat subuh untuk sekolah di Klender, Jakarta Timur. (Foto: CNN Indonesia/Rizky Fajar Novanto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hafitar, siswa SD asal Tangerang yang berangkat sekolah sendirian dengan menumpang KRL menuju Klender, Jakarta Timur, viral di media sosial.

Videonya berseliweran di media sosial, memperlihatkan sosok anak laki-laki berseragam merah-putih menaiki KRL dari Tangerang menuju Stasiun Klender pada waktu subuh untuk berangkat sekolah.

Seragam merah-putih yang dipakainya begitu mencolok di antara para calon penumpang yang sedang menunggu kereta di peron stasiun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia sudah berada di peron Stasiun Parung Panjang pada pagi buta, lengkap mengenakan kemeja putih dengan celana panjang merah yang menggantung di atas mata kaki. Sebuah tas gemblok putih menyangkut di pundaknya.

Tas Hafitar terlihat lebih besar dari ukuran tubuhnya. Di tangannya, ia memegang sebuah kantong ukuran cukup besar. 

Hafitar berbaur dengan calon penumpang lain yang mayoritas para pekerja komuter. Gerak geriknya tak seperti bocah SD pada umumnya. Hafitar malah terlihat seperti pekerja dewasa yang biasa pulang-pergi menggunakan KRL.

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, menjelaskan awal mula bocah SD yang viral itu harus menempuh perjalanan jauh untuk sekolah.

Menurutnya, bocah yang bernama Hafitar itu sebelumnya tinggal bersama ibunya di Kampung Sumur, Klender, tak jauh dari sekolah.

Kehidupan Hafitar berubah ketika ayahnya meninggal dunia dan ibunya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga (ART) di wilayah Tangerang.

"Ayahnya meninggal lima tahun lalu, jadi ibunya harus bekerja. Pekerjaan itu baru dapat September kemarin. Karena mereka ngontrak di Klender, mau tidak mau anak ini ikut ibunya tinggal di Tangerang," kata Farida saat dihubungi, Senin (24/11).

Menurut Farida, di awal perpindahan, sang ibu masih mengantar-jemput Hafitar naik KRL setiap hari.

Hafitar baru dilepas sendirian setelah sang ibu merasa anaknya telah cukup mandiri dan memahami rute perjalanannya. Seperti penumpang lain, Hafitar pun dibekali kartu Commuter Line dan JakLingko.

Meski melepas Hafitar, sang ibu disebut sudah berkoordinasi dengan petugas Stasiun Parung Panjang, Tanah Abang, hingga Buaran.

Namun perjalanan pulang-pergi sejauh itu membuat pihak sekolah khawatir. Farida mengungkap, jauh sebelum kisah ini viral, pihaknya sudah menyarankan perpindahan sekolah pada semester kedua, tapi Hafitar menolak karena sudah merasa nyaman.

"Dia enggak mau pindah sekolah. Katanya, gurunya baik-baik, teman-temannya juga. Ibunya juga nyaman dengan lingkungan orang tua murid di sini," ucapnya.

Tak hanya itu, sejumlah guru dan orang tua murid bahkan menawarkan tempat tinggal sementara bagi Hafitar. Namun, tawaran itu selalu ditolak sang ibu.

"Setelah viral, kami ambil inisiatif merawat Hafitar bersama. Hari Minggu kemarin dia akhirnya bersedia tinggal di rumah salah satu teman sekolahnya," ungkap Farida.

Pemindahan itu dilakukan setelah diskusi panjang dengan orang tua Hafitar dan keluarga yang menampung. Farida juga menjelaskan Hafitar kini setiap hari diantar-jemput keluarga temannya.

Baca selengkapnya di sini...

(tim/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER